Infeksi Virus Corona di Korsel Melonjak, Indeks Kospi Merosot

Bisnis.com,21 Feb 2020, 16:16 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Kospi Korea Selatan kembali melemah pada hari terakhir perdagangan pekan ini, Jumat (21/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup melemah 1,49 persen atau 32,66 poin ke level 2.162,84 dengan volume perdagangan mencapai 619 juta saham senilai 6,7 triliun won atau sekitar US$5,5 miliar.

Dari 792 saham yang diperdagangkan pada Rabu (19/2), sebanyak 96 saham menguat, 659 saham melemah, dan 37 saham lainnya stagnan.

Saham Samsung Electronics Co. menjadi penekan utama setelah mencatat pelemahan sebesar 1,3 persen,  sedangkan saham Iljin Display Co. Ltd. melemah paling dalam sebesar 9,03 persen.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Kospi melemah setelah Korea Selatan melaporkan 48 kasus baru, menambah jumlah korban terverifikasi menjadi 204 orang.

Jumlah ini sekaligus merupakan yang tertinggi di luar China jika mengecualikan korban terinveksi di kapal pesiar Diamond Princess.

kepala analis Samsung Securities, You Seung-min, mengatakan pasar saham di Korsel melemah karena investor khawatir tentang penyebaran virus di luar China, setelah sebelumnya memperkirakan penyebaran di luar negeri Panda tersebut stabil.

“Pelaku pasar mengharapkan beberapa langkah kuat dari pembuat kebijakan sekitar bulan Maret untuk mengurangi dampak negatif (virus corona) terhadap ekonomi, katanya, seperti dikutip Bloomberg.

Ia menambahkan, belum ada data tentang bagaimana virus dapat mempengaruhi ekonomi global, jadi belum ada kepastian seberapa kuat langkah-langkah pembuat kebijakan akan dikerahkan.

Pemerintah Korea menyebut bahwa sebagian besar kasus infeksi baru berasal di selatan Kota Daegu dan diduga terkait dengan sebuah gereja Katolik dari sekte religius minoritas yang pernah dikunjungi pasien.

You mengatakan kelompok agama ini memiliki jemaat yang cenderung menyembunyikan identitas mereka, sehingga menyulitkan otoritas untuk melacak mereka dan menambah ketidakpastian pasar Korea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini