Bisnis.com, JAKARTA -PT Bank Permata Tbk. menyampaikan pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada tahun ini akan diselaraskan dengan target industri sebesar 8 persen-10 persen. Pertumbuhan pembiayaan tahun ini bakal ditopang oleh kredit konsumer.
"Kami targetnya tahun ini tumbuh sama dengan industri, kredit pemilikan rumah [KPR] salah satunya akan kami dorong karena sudah ada produk baru, Permata KPR iB Bijak," kata Direktur Shariah Banking PT Bank Permata Tbk. Herwin Bustaman, baru-baru ini.
Berdasarkan laporan publikasi perseroan, unit usaha syariah Bank Permata mencatatkan penurunan kinerja, baik dari sisi profitabilitas maupun fungsi intermediasi. Pembiayaan Permata Syariah tercatat turun 4,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp15,18 triliun pada 2018 menjadi Rp14,56 triliun pada 2019.
Disamping itu, Permata Syariah juga mencatatkan peningkatan pembiayaan bermasalah, yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF) gross naik dari 0,9 persen per 2018 menjadi 1,39 persen per 2019. Rasio NPF nett meningkat dari 10,58 persen pada 2018 menjadi 1,07 persen pada 2019.
Alhasil, Permata Syariah mencatat laba bersih turun 4,28 persen yoy menjadi Rp354,01 miliar pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp369,82 miliar.
Sebelumnya, Herwin mengatakan pertumbuhan pembiayaan syariah sepanjang 2019 memang tidak signifikan karena sejumlah faktor.
Pertama, dampak dirasakan pasca terbitnya Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Beleid ini memungkinkan perusahaan multifinance memberi uang muka (DP) hingga nol persen bagi calon debitur.
Menurut Herwin, terbitnya aturan ini menggerus penyaluran pembiayaan Permata Syariah melalui joint financing. Alasannya, perusahaan multifinance banyak yang akhirnya beralih mitra ke bank konvensional karena tingkat bunga yang dibebankan sama saja dengan syariah.
"Join financing itu signifikan, kami mungkin asalnya dari yang 30 persen [pembiayaan berasal dari joint financing] turun sekarang tinggal 10 persen," ujarnya.
Untuk mencapai target 2020, Permata Syariah berencana fokus menyalurkan pembiayaan ke sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), komersial, serta korporasi. Khusus pembiayaan korporasi, Permata Syariah menargetkan calon debitur berasal dari BUMN atau perusahaan mitra papan atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel