Gara-gara Virus Corona, BNI Pilih Bersikap Konservatif di 2020

Bisnis.com,23 Feb 2020, 14:03 WIB
Penulis: Maria Elena
Nasabah mengisi form pada operasional terbatas di BNI Cabang Jakarta Kota, Senin (3/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengambil sikap yang lebih konservatif dalam mengekspansi kredit akibat gejolak kondisi global yang belum mereda, termasuk wabah virus corona.

Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan perseroan akan sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit, terutama pada sektor-sektor yang terdampak langsung, misalnya manufaktur, farmasi dan kesehatan, serta pariwisata, termasuk penerbangan dan perhotelan.

Tahun ini pun, BNI menargetkan kredit di kisaran 10%-12%, lebih rendah dari ekpektasi sebelumnya yang sempat diproyeksikan akan tumbuh sebesar 11 persen-13 persen.

"Ekpansi dari mana? Dari sektor yang tadi [manufaktur, kesehatan, dan pariwisata], bukan berarti tidak ada peluangnya. Pertumbuhan kredit juga hanya di kisaran 10 persen-12 persen, kan kalau dibandingkan tahun lalu jauh lebih besar. Secara kuartal, akan kami lihat situasinya," katanya kepada Bisnis, Kamis (20/2/2020).

Anggoro menyampaikan, perseroan juga telah mengantisipasi kenaikan kredit bermasalah dari sektor-sektor tersebut. Namun Anggoro optimis rasio non-performing loan (NPL) akan tetap terjaga di level 2,0 persen-2,2 persen.

"Kami lihat NPL masih terjaga di kisaran tadi, tentu saja kami siapkan beberapa strategi untuk menghadapi situasi terburuk, terutama di sektor yang terdampak. Ekspansi tetap dilakukann, tapi kami akan berhati-hati," jelasnya.

Seperti diketahui, kinerja penyaluran kredit perseroan turut mengalami perlambatan, yakni tumbuh 8,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp556,77 triliun pada 2019.

Capaian tersebut jauh dari proyeksi awal sebesar 11 persen-13 persen. Kendati demikian, pertumbuhan kredit BNI masih lebih tinggi dari capaian industri yang hanya mencapai pertumbuhan 6,08 persen secara tahunan.

Segmen kredit kecil yang menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit perseroan, yakni tumbuh 14,2 persen secara tahunan menjadi Rp75,4 triliun dari sebelumnya Rp66,06 triliun pada 2018. Sementara pada periode yang sama, segmen korporasi tercatat hanya tumbuh 9,8 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini