Jasindo Lakukan Perbaikan Portofolio, Laba Sempat Menurun

Bisnis.com,24 Feb 2020, 04:20 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo melakukan perbaikan portofolio melalui penambahan cadangan selama dua tahun. Meskipun laba 2018 dan 2019 sempat menurun, perseroan yakin bahwa kesehatan keuangan perusahaan akan semakin membaik.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Didit Mehta Pariadi menjelaskan bahwa pada 2017 Jasindo mencatatkan laba Rp360,7 miliar. Namun, pada 2018 jumlahnya turun menjadi Rp201,5 miliar dan kembali merangkak naik pada 2019 menjadi Rp211,1 miliar.

Hal tersebut menurutnya terjadi karena Jasindo melakukan penambahan cadangan teknis sebanyak dua kali. Didit menjabarkan bahwa penambahan pada 2018 senilai Rp260 miliar dan pada 2019, sebesar Rp270 miliar.

Selain untuk perbaikan portofolio, penempatan cadangan itu pun menurut Didit merupakan strategi untuk mengantisipasi penerapan PSAK 74 nantinya. Namun, langkah tersebut memiliki risiko penurunan jangka pendek terhadap laba perusahaan, terlihat dari laba 2018 dan 2019.

"Kami lebih baik mengambil langkah untuk menerapkan cadangan yang konservatif, sehingga ketika PSAK 74 diterapkan tidak akan menimbulkan goncangan yang besar terhadap laba ditahan perusahaan," ujar Didit kepada Bisnis, Minggu (23/2/2020).

Dia pun menjelaskan bahwa strategi penambahan cadangan tersebut membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih sehat. Hal tersebut tercermin dari risk based capital (RBC) Jasindo yang meningkat pada 2019.

Per 31 Desember 2019, Jasindo mencatatkan RBC hingga 205,9% atau menjadi capaian tertinggi dari perseroan. Sejak 2015, RBC Jasindo tercatat sebesar 162,8%, lalu 2016 menjadi 188,1%, 2017 menjadi 193,2%, dan 2018 turun menjadi 177,6%.

"Baru sekarang RBC Jasindo bisa mencapai 200%," ujar Didit.

Dia pun menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman perusahaan-perusahaan asuransi umum di dunia, penerapan PSAK telah menyebabkan penurunan laba ditahan setidaknya 20%. Dengan strategi saat ini, Jasindo berharap untuk bisa lebih baik dari best practice negara-negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini