Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyebut belum ada rencana untuk membawa anak usahanya ke pasar modal pada tahun ini. Perseroan masih memilah mana yang siap ditawarkan kepada publik.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan fokus utama perseroan pada tahun ini adalah mempersiapkan anak usahanya untuk melantai di bursa saham Indonesia.
“Ada beberapa, tetapi sedang dipersiapkan lebih lanjut,” katanya saat ditemui di Kompleks DPR, Senin (24/2/2020).
Kendati masih enggan menyebutkan jumlah anak usahanya yang akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), Nicke menyebut anak usahanya dari sektor bisnis hulu migas dan ritel yang akan disiapkan untuk gelaran itu.
“Kami baru rencanakan tahun ini, menentukan siapa dan kapan,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada tahun ini belum ada perusahaan Pertamina atau perusahaan yang bergerak di sektor bisnis migas dalam daftar pipeline tahun ini.
Menurutnya, mayoritas perusahaan yang mengantre dalam daftar IPO bergerak dalam bidang bisnis perdagangan, jasa dan investasi, serta properti dan real estate. Selain itu, perusahaan yang mendaftar berasal dari bidang bisnis transportasi, perkebunan, ritel, keuangan, kimia, dan tekstil.
“Sampai dengan hari ini belum ada di antara 22 perusahaan dalam pipeline yang merupakan anak usaha Pertamina maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang migas,” katanya kepada wartawan, Senin (24/2/2020).
Sebelumnya, Pertamina menyebutkan memiliki visi untuk menggerakkan anak dan cucu usaha di bursa.
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purmana (BTP) mengatakan dalam perencanaan ke depan Pertamina grup akan memiliki kapitalisasi pasar mencapai US$100 miliar dari anak usaha.
"Kami ingin anak perusahaan melantai ke bursa, bukan Pertamina [induk]. Karena pendapatan dan pengeluaran datang dari anak usaha. Untuk itu tahun ini, kami berharap pada Juni atau Juli kami akan melakukan road show untuk rencana ini," katanya, dalam video Youtube yang diunggah oleh Atlantic Council.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel