Pengoperasian 4 Ruas Tol Molor Terkendala Lahan. Ini Daftarnya

Bisnis.com,24 Feb 2020, 11:39 WIB
Penulis: Fitri Sartina Dewi, Agne Yasa, Aprianus Doni Tolok
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek jalan tol Depok - Antasari (Desari) di TB Simatupang, Jakarta, Rabu (11/8)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Masalah pembebasan lahan ternyata masih menjadi persoalan utama yang menghambat upaya percepatan pembangunan jalan tol.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada empat ruas tol yang rencana pengoperasiannya molor karena terkendala masalah pembebasan lahan. 

Keempat ruas tol tersebut antara lain adalah tol Depok – Antasari sepanjang 28 kilometer, tol Cimanggis – Cibitung sepanjang 26,5 kilometer, tol Cibitung – Cilincing sepanjang 34,4 kilometer, dan tol Probolinggo – Banyuwangi sepanang 172 kilometer.

1. Tol Depok - Antasari 

Untuk ruas tol Depok – Antasari, sebelumnya Direktur Independen PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) Djoko Sapto M. Mulyo mengatakan bahwa molornya rencana pengoperasian lebih disebabkan karena masalah pembebasan lahan.

Awalnya, tol Depok – Antasari ditargetkan beroperasi pada 2019, tetapi hingga saat ini baru seksi I yang beroperasi pada 2018 lalu. Pada tahun ini, Djoko menargetkan seksi II Brigif – Sawangan sepajang 6,3 kilometer akan segera menyusul untuk beroperasi.

Untuk seksi II yaitu Brigif - Sawangan, Djoko menjelaskan bahwa saat ini seksi tersebut masih dalam tahap konstruksi. Saat ini progress konstruksinya sudah mencapai 94,77 persen.

“Kami perkirakan konstruksinya [seksi II] akan selesai 100 persen pada pertengahan Maret dan mulai beroperasi pada April,” ujar Djoko kepada Bisnis belum lama ini.

Adapun, untuk seksi III Sawangan - Bojonggede sepanjang 9,5 kilometer dalam tahap pembebasan lahan, sedangkan seksi IV Bojonggede – Salabenda sepanjang 6,4 kilometer masih dalam tahap penyusunan detail engineering design (DED).

2. Tol Cimanggis – Cibitung

PT Waskita Toll Road menargetkan jalan tol Cimanggis-Cibitung bisa beroperasi menjelang akhir tahun ini. Rencana itu molor dari target awal yaitu pada 2019.

Corporate Secretary PT Waskita Toll Road (WTR) Alex Siwu menyatakan mundurnya rencana pengoperasian jalan tol Cimanggis – Cibitung sepanjang 26,5 kilometer disebabkan karena terkendala pembebasan lahan. 

Direktur Utama PT Cimanggis Cibitung Tollways Thorry Hendrarto mengatakan progres konstruksi tol Cimanggis-Cibitung hingga saat ini telah mencapai 70,6 persen, sedangkan progres lahannya mencapai 84,4 persen.

“Saya berharap seluruh seksi pada ruas tol ini [Cimanggis – Cibitung] bisa beroperasi tahun ini, tetapi tergantung proses pembebasan lahannya,” ujar Thorry kepada Bisnis belum lama ini. 

Thorry berharap agar proses pembebasan lahan bisa selesai sebelum pertengahan tahun ini agar pihaknya bisa memiliki waktu yang cukup untuk mengejar proses pengerjaan hingga akhir tahun ini. 

Adapun, jalan tol Cimanggis – Cibitung merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) II yang ditujukan untuk mengurangi beban kendaraan pada jalur yang melalui pusat kota Jakarta. 

3. Tol Cibitung – Cilincing

Thorry yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) mengungkapkan bahwa hingga saat ini progres konstruksi jalan tol sepanjang 34,4 kilometer ini sudah mencapai 71,2 persen, sedangkan progress pembebasan lahannya mencapai 82,5 persen.

Seperti halnya pada ruas tol Cimanggis - Cibitung, pengoperasian ruas tol Cibitung – Cilincing ini juga molor dari rencana awal yaitu beroperasi pada 2019.

Melihat progres saat ini, CTP menargetkan ruas tol tersebut baru akan beroperasi pada tahun ini. Meskipun demikian, Thorry menyatakan target tersebut bisa terpenuhi dengan syarat proses pembebasan lahannya telah tuntas. 

Sementara itu, kehadiran jalan tol Cibitung-Cilincing diharapkan dapat mengurangi beban angkutan abrang dan kendaraan di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek yang melintasi kawasan Cawang.

 4. Tol Probolinggo – Banyuwangi

Ruas tol yang menjadi bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa ini awalnya ditargetkan dapat beroperasi pada 2019. Target itu ditetapkan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang ingin agar tol Trans Jawa dari Merak hingga Banyuwangi sepanjang 1.150 kilometer dapat rampung pada 2019. 

Namun, lamanya proses pembebasan lahan menyebabkan rencana pengoperasian ruas tol tersebut terpaksa mundur dari target awal yang ditetapkan.

Direktur Utama PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi (JPB) Dominicus Hari Pratama menyatakan pembebasan lahan ruas tol Probolinggo – Banyuwangi membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat panjangn jalan tol yang mencapai 172 kilometer.

“Dengan mempertimbangkan progress pembebasan tanah, maka ditargetkan paling lambat di tahun 2025 keseluruhan konstruksi jalan tol Probowangi selesai,” ujarnya kepada Bisnis.

Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi sudah menyelesaikan tender kontraktor dan konsultan pengawas untuk pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) di seksi I yang berada di wilayah kabupaten Probolinggo sepanjang kurang lebih 30 kilometer.

Adapun untuk seksi II di Kabupaten Situbondo dan seksi III di Kabupaten Banyuwangi, pihak BUJT sedang berupaya menyelesaikan rencana teknik akhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini