Olahraga-El Menggeliat di Bali, 220 Atlet Rebutkan Predikat Terbaik

Bisnis.com,24 Feb 2020, 09:23 WIB
Penulis: Busrah Ardans
Atlet peserta turnamen 'kill the LAst competition bertarung selama 12 Jam nonstop di Denpasar.

Bisnis.com, DENPASAR—Sebanyak 220 orang pemain olahraga-el atau e-sports di Bali beradu skil dalam turnamen bertajuk Kill the LAst Competition selama 12 jam nonstop di Denpasar untuk memperebutkan predikat terbaik.

Ajang yang diinisiasi oleh komunitas olahraga-el, Lazone.id ini sekaligus untuk menjaring bibit pemain olahraga-el yang akan direkrut dalam pusat pelatihan Bali Mobile Legend Community. Koordinator LAZone.id Eric Hendrawan mengatakan ajang ini sekaligus ingin menegaskan bahwa Bali tidak saja dikenal sebagai destinasi wisata tetapi ekonomi kreatif.

"Kami lihat antusiasme peserta luar biasa, ada 32 tim. Ini menarik, karena tidak sampai satu pekan kita sounding event ini sampai slot penuh. Kemudian ada 50 orang pemain olahraga-el yang terlibat secara personal juga ikut berkompetisi jadi sekitar 220 pemain secara keseluruhan,"ujarnya, Sabtu (22/2/2020).

Menurutnya, prospek bisnis olahraga-el di Bali sangat bagus dan menarik banyak generasi muda untuk bergabung. Dia mencontohan pendapatan atlet olahraga-el di daerah ini bisa mencapai Rp5 juta-Rp6 juta per bulan. Angka tersebut dinilai sangat besar bagi pemuda, apalagi pendapatan itu baru dari streaming saja, belum termasuk turnamen dan ketika direkrut tim besar nasional.

Eric menegaskan jika dikemas dengan baik, olahraga-el tidak saja bisa menjadi sekedar hobi tetapi wadah positif bagi generasi muda. Dia mengatakan, beberapa atlet olahraga-el juga berprofesi sebagai caster atau komentator pada ketika turnamen serta streamer. Ditekankan olehnya bahwa, industry ini berpeluang memunculkan adanya programmer dan developer, meskipun di skala local khususnya Bali belum cukup massif.

Karena itu, Eric berharap ada keterlibatan pemerintah daerah daerah maupun pusat dalam industry ini. Dengan adanya keterlibatan pemda, generasi muda tidak saja hanya menjadi konsumen tetapi sekaligus mampu memproduksi berbagai jenis olahraga-el. Momentum kejuaraan seperti ini, kata dia, bisa menjadi tolak ukur.

“Apalagi, pasarnya sudah ada, tinggal bagaimana diarahkan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feri Kristianto
Terkini