Suku Bunga BI Turun, Bagaimana Respons Bank Besar?

Bisnis.com,24 Feb 2020, 19:03 WIB
Penulis: Maria Elena & Ni Putu Eka Wiratmini
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan kembali suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Perinciannya, suku bunga deposit sebesar 4,00 persen dan suku bunga pinjaman sebesar 5,50 persen. Penurunan tersebut dimaksudkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global.

Dengan kebijakan Bank Sentral memangkas suku bunga acuan tersebut, bagaimana respons bank-bank besar? 

1. Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membeberkan rencana penurunan suku bunga pada tahun ini.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Winston Rumantir mengatakan penurunan suku bunga acuan akan diikuti penurunan net interest margin (NIM) oleh masing-masing bank. Hanya saja, di Bank Mandiri, waktu penyesuaian perubahan suku bunga kredit akan lebih cepat dibandingkan dengan deposito.

Menurutnya, dengan mayoritas sumber pendanaaan Bank Mandiri yang berasal dari dana murah, waktu penyesuaian perubahan suku bunga dari deposito akan lebih lama ketimbang kredit.

"Bunga kredit biasanya akan lebih cepat translasinya, cuma kalau bunga deposito karena mayoritas struktur pendanaan kami adalah dana murah. Jadi, kecepatan translasi dari penurunan suku bunga agak berbeda speed-nya," katanya di Jakarta, Senin (24/2/2020).

2. BCA

PT Bank Central Asia Tbk. belum memutuskan untuk melakukan penurunan suku bunga pada tahun ini karena perlu menyesuaikan dengan kondisi pendanaan.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan tahun lalu Bank Indonesia juga telah menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin. Hanya saja, dibandingkan deposito, perbankan tidak mudah dalam melakukan penurunan suku bunga kredit.

Menurutnya, banyak faktor pertimbangan yang dilakukan BCA dalam menurunkan suku bunga kredit. Suku bunga deposito bisa turun 25 basis poin dan dilakukan secara merata.

Sebaliknya, penurunan bunga kredit penuh pertumbangan dan tidak merata untuk semua jenis penyaluran. Setidaknya, BCA pada tahun lalu sudah menurunkan bunga kredit antara 25 basis poin sampai 100 basis poin.

"Kredit tidak seperti deposito, kalau deposito turun 25 bps, itu merata semua. Kredit tidak bisa begitu, banyak faktor pertimbangan," katanya, Jumat (21/2/2020).

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan industri masih akan menunggu permintaan kredit dari masyarakat sebelum memastikan untuk melakukan penurunan suku bunga. BCA akan menunggu kebijakan penurunan suku bunga ini disambut positif masyarakat.

Menurutnya, BCA memahami kebijakan penurunan suku bunga ini dilakukan sebagai respon atas perekonomian yang mulai menunjukkan perlambatan. Pemerintah berupaya mendorong spending masyarakat dan membuat modal kerja lancar.

"Kalau perusahaan kan menunggu permintaannya ada tidak ya. Jadi, ini chicken and egg," katanya.

3. BNI

Direktur Human Capital dan Kepatuhan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bob Tyasika Ananta menyampaikan akan melihat dan mengikuti tren penurunan suku bunga, baik simpanan maupun kredit. Beberapa pertimbangan yang dilihat yaitu kompetisi dan mekanisme pasar.

"Ada satu pesan yang dikirim otoritas yaitu untuk menggerakkan ekonomi, kami sudah menurunkan suku bunga. Kemudian nanti bagaimana mekanisme pasar, transmisinya melalui proses mekanisme pasar," katanya, Kamis (20/2/2020).

Bob menyampaikan perseroan telah menurunkan suku bunga beberapa kali sejak pemangkasan suku bunga acuan 100 bps oleh Bank Indonesia sejak medio 2019, dan harapannya perseroan akan segera menyesuaikannya ke tingkat suku bunga simpanan dan kredit perseroan.

4. Bank Permata

PT Bank Permata Tbk. menyatakan telah mentransmisikan penurunan suku bunga acuan pada tingkat suku bunga simpanan dan kredit perseroan.

Direktur Keuangan Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya mengatakan penurunan yang signifikan terjadi pada tingkat suku bunga simpanan karena mengikuti penurunan suku bunga LPS, serta bank mengikuti aturan tingkat suku bunga simpanan maksimum.

"Belum sampai 100 basis poin, nanti akan kami sesuaikan untuk penurunan kredit yang diberikan, akan kita lihat apakah memang suku bunga yang dibebankan ke customer apa akan mengikuti pasar dan juga tergantung produknya," katanya, Rabu (19/2/2020).

Lea mengatakan penurunan suku bunga tahun ini masih menjadi tantangan karena perseroan menargetkan peningkatan margin bunga bersih (NIM), yang artinya pengoptimalan dari sisi aset harus ditingkatkan.

Di samping itu, Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan khusus kredit korporasi, perseroan juga telah menyesuaikan tingkat bunga mengikuti pasar, meski tidak menyebut berapa jumlah yang diturunkan.

"Kalau korporasi harus sesuai dengan pasar, harus kompetitif, kalau tidak kami akan ditinggalkan nasabah dengan cepat. Jadi, kalau memang ada upaya penurunan suku bunga di benchmark, pasti akan disesuaikan," jelas Darwin.

Adapun, perseroan mencatat NIM pada 2019 mengalami peningkatan menjadi 4,4 persen, naik 28 basis poin dibandingkan posisi Desember 2018 sebesar 4,1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini