Kejar Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, UMKM Jateng Didorong Garap Ekspor

Bisnis.com,25 Feb 2020, 19:40 WIB
Penulis: Alif Nazzala Rizqi
Perajin menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan di sentra industri rotan Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (8/1/19)./ANTARA-Maulana Surya

Bisnis.com, SEMARANG - Sebagai upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7% di Jateng, Bank Indonesia terus memacu para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Jawa Tengah untuk melakukan ekspor. Hal tersebut lantaran umkm juga merupakan salah satu penggerak perekonomian masyarakat.

Adapun, dari data BPS Jawa Tengah, selama tahun 2019 total ekspor Jateng mencapai US$8,6 miliar sementara total impor mencapai 12,5 miliar. Dengan demikian posisi neraca perdagangan luar negeri Jateng defisit sebesar US$3,9 miliar.

Meskipun demikian, defisit tersebut dapat semakin ditekan karena defisit 2019 yang sudah lebih baik daripada defisit 2018 yang mencapai US$6,5 miliar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan, diharapkan target pertumbuhan ekonomi 7% di Jawa Tengah juga disumbangkan secara signifikan oleh UMKM di Jawa Tengah.

Menurutnya, perhatian BI kepada UMKM, selain dalam rangka mendorong ekspor, juga dalam rangka mendorong ekonomi kerakyatan.

"Sebagaimana telah kita ketahui bersama, UMKM menjadi wadah bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif dan memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Soekowardojo Selasa (25/2/2020).

Selain itu, lanjut dia peningkatan kapasitas UMKM dan juga peningkatan akses pasar baik ekspor maupun domestik pasti berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

"Hal ini karena semakin banyak output yang dihasilkan, semakin banyak pula tenaga kerja yang diserap, semakin tinggi pula pendapatan pekerja dan menggerakkan roda perekonomian," tambahnya.

Sementara itu, kata Soekowardojo BI juga akan secara aktif mendorong efisiensi perekonomian, terutama di sisi sistem pembayaran.

"Dengan adanya sistem pembayaran yang lebih mudah, cepat, dan aman maka transaksi akan lebih cepat dan efisien. Saat ini BI sedang gencar mempromosikan mengenai QRIS (QR Code Indonesia Standard) yang merupakan salah satu interface pembayaran secara cepat dan mudah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini