Insentif Ekonomi Terkait Dampak Virus Corona Tunggu Rapat Kabinet

Bisnis.com,25 Feb 2020, 15:08 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Suasana rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). Rapat kabinet terbatas tersebut membahas tentang akselerasi peningkatan peringkat kemudahan berusaha. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawa

Bisnis.com, JAKARTA  - Presiden Joko Widodo bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju membahas insentif ekonomi yang akan diberikan guna menangkal dampak Virus Corona (Covid-19). Seperti diketahui virus yang tersebar di China telah dipastikan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi secara global, dan juga termasuk Indonesia.

Dalam rapat kabinet, Selasa (25/2/2020), Jokowi menyampaikan 4 poin penting. "Pertama saya minta seluruh instrumen disiapkan dan dipergunakan dalan rangka memperkuat daya tahan dan daya saing ekonomi kita baik instrumen moneter maupun instrumen fiskal," katanya.

Terkait instrumen moneter, Presiden mengapresiasi Bank Indonesia yang telah memangkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada pekan lalu. Hal ini diharapkan mampu menjadi stimulus positif bagi permintaan kredit dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.

Selanjutnya, dalam rapat kabinet juga akan diputuskan mengenai kebijakan fiskal yang mampu memberikan daya ungkit dari sisi konsumsi dan investasi. Dalam ini termasuk di dalamnya untuk memberikan insentif kepada sektor pariwisata, utamanya yang terdampak akibat penurunan wisatawan dari China.

"Saya minta agar insentif dan upaya mendorong ekonomi dilakukan secara bersamaan dan saling dukung mendukung," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga kembali mengingatkan agar kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah mempercepat realisasi belanja. Pun, RI1 meminta kementerian terkait melakukan kembali program padat karya yang berdampak langsung kepada masyarakat.

Terakhir, Presiden meminta untuk Indonesia menjaga betul defisit neraca berjalan dan juga neraca perdagangan.

"Betul-betul dijalankan secara efektif dan di lapangan dikontrol sehingga kita bisa tekan impor. Itu yang jadi prioritas kita," katanya.

Adapun seperti diberitakan sebelumnya, Managing Director of Development Policy and Partnership World Bank Mari Elka Pangestu memproyeksi Virus Corona berpotensi menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang dari 5 persen. Padahal berdasarkan APBN 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Seperti diketahui, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 100 basis poin (bps), Indonesia akan terdampak sebesar 30 bps. Proyeksi ekonom dunia, kata Mari, virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi China melambat 100 bps hingga 300 bps.

"Sebenarnya di bawah atau di atas 5 persen buat saya bedanya tidak besar, yang penting kita harus merasa beruntung kita bisa mempertahankan stabil di 5 persen itu sudah sangat baik saat dunia seperti ini," katanya usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Mari menjabarkan sektor yang sudah pasti terkena dampak adalah pariwisata. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan turis China pada tahun lalu sebanyak 2 juta orang dengan total sumbangsih devisa US$2,8 miliar. Penutupan penerbangan langsung dari dan ke China sejak 5 Februari 2020 hingga waktu yang belum ditentukan akan mengoreksi devisa sektor pariwisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini