Lelang Sukuk Perkuat Pasar Obligasi

Bisnis.com,25 Feb 2020, 08:35 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Peluang penguatan pasar obligasi hari ini cukup terbuka seiring dengan adanya pelalangan sukuk negara.

Laporan Pilarmas Investindo Sekuritas pada Selasa (25/2/2020) menyebutkan, kendati telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan, tetapi potensi kenaikan pasar obligasi pada hari ini masih terbuka.

Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pelelangan sukuk negara yang dilakukan pada hari ini. Dengan jumlah penawaran yang menunjukkan tren positif, aura optimis dinilai masih dirasakan oleh pelaku pasar dan investor.

Selain itu, lelang hari ini diperkirakan akan disambut positif oleh investor. Sentimen tersebut akan turut berdampak baik bagi penguatan nilai tukar Rupiah yang selama beberapa hari ini mengalami penurunan.

"Pergerakan pasar akan terjadi sore hari dengan rentang 25 – 60 bps," demikian kutipan laporan tersebut.

Sementara itu, Bank Indonesia mencermati dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan penyebaran virus corona. Epidemi tersebut akan menggangu perekonomian dalam negeri karena akan menghambat volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta pergerakan aliran modal ke dalam negeri.

Wabah virus corona semakin menimbulkan ketidakpastian global dan kekhawatiran dengan cepat. Wabah ini terus menyebar ke wilayah yang belum terdampak.

Italia setidaknya telah melaporkan 6 kematian yang terjadi. WHO mengatakan kasus baru yang terjadi membuat situasi dan kondisi saat ini semakin memprihatinkan.

Sementara itu, tren positif pelelangan surat berharga negara diperkirakan akan berlanjut pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada 25 Februari mendatang.

Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan minat investor terhadap lelang sukuk negara pada 25 Februari 2020 masih akan tinggi. Hal tersebut terlihat dari tren kenaikan angka penawaran baik SUN maupun SBSN sejak awal 2020.

Ia mengatakan, minat yang tinggi tersebut disebabkan oleh risiko pasar obligasi Indonesia yang tergolong masih tergolong rendah. Selain itu, imbal hasil yang ditawarkan juga masih setara dengan risiko sehingga obligasi Indonesia masih memiliki competitive advantage yang cukup besar.

Tingginya minat investor juga didukung oleh penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia. Kebijakan tersebut akan berdampak pada penurunan yield sukuk.

"Melihat tren lelang tahun ini, kemungkinan lelang sukuk 25 Februari bisa oversubsribe mencapai 6 kali atau lebih," katanya.

Berkaca pada tren pasar saat ini, Fikri memperkirakan sukuk dengan tenor menengah antara 2 hingga 5 tahun akan diminati banyak investor. Hal tersebut karena kupon yang ditawarkan pemerintah cukup menarik pada seri tersebut.

"Kemungkinan seri PBS002 yang jatuh tempo 15 Januari 2022 dengan kupon 5,45 persen dan seri PBS026 yang jatuh tempo 15 Oktober 2024 dengan kupon 6,62 persen sepertinya akan kebanjiran peminat," katanya.

Hingga saat ini pemerintah sudah menggelar tiga kali lelang SUN dan satu kali lelang sukuk negara. Pada pelelangan SUN, pemerintah selalu mencetak penawaran lebih dari Rp90 triliun. Lelang terakhir pada 18 Februari 2020 lalu mencatat jumlah penawaran mencapai Rp127,1 triliun.

Sementara itu, lelang sukuk sebelumnya yang dilakukan pada 11 Februari 2020 menghasilkan total penawaran sebesar Rp69,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini