Virus Corona Hajar Penjualan, Bursa Eropa Anjlok 2 Persen Lebih

Bisnis.com,26 Feb 2020, 17:45 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Stoxx./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa melemah untuk perdagangan hari kelima berturut-turut di tengah kekhawatiran atas dampak wabah virus corona (Covid-19) terhadap kinerja penjualan perusahaan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 anjlok 2,4 persen pada perdagangan sore ini, Rabu (26/2/2020), dan menyentuh level terendahnya sejak akhir Oktober 2019.

Indeks saham acuan Eropa itu kini telah melorot sekitar 9 persen dari puncaknya pada Februari dan turun di bawah rata-rata pergerakan dalam 200 hari untuk pertama kalinya sejak Oktober.

Sejumlah perusahaan termasuk perusahaan minuman beralkohol asal Inggris, Diageo Plc., memperingatkan dampak wabah virus corona terhadap penjualan mereka di China.

Saham Diageo anjlok 2,8 persen setelah perusahaan memperingatkan bahwa virus corona akan menggerus nilai penjualannya sebesar 325 juta pound (US$422 juta) tahun ini.

Saham Air France-KLM dan Ryanair Holdings plc pun ikut melemah 2,9 persen dan 4,7 persen masing-masing. Sementara itu, indeks FTSE 100 Inggris turun di bawah level 7.000, menuju titik terendah dalam lebih dari setahun.

Pada saat yang sama, kekhawatiran seputar dampak wabah ini di Eropa terhadap perekonomian juga meningkat.

Pasar ekuitas Eropa memulai pekan ini dengan penurunan selama dua hari terburuknya pasca-Brexit pada Juni 2016 di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa penyebaran virus di Eropa dan Asia akan mengganggu pertumbuhan global juga berdampak pada laba perusahaan dan rantai pasokan.

"Budaya 'buy the dip' [membeli saat harga murah] memudar ketika investor menyadari bahwa mungkin hanya masalah waktu sebelum suatu wabah akan terjadi di negara barat atau kota besar lainnya,” tutur Alberto Tocchio, chief investment officer di Colombo Wealth SA, Swiss.

“Kita tidak dapat mengesampingkan penurunan lebih lanjut jika virus itu terus menyebar di seluruh dunia seperti yang diprediksi oleh banyak ahli,” tambahnya, sep[erti dikutip Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini