Goldman Sachs Kerek Proyeksi Harga Emas Tembus US$1.800

Bisnis.com,27 Feb 2020, 13:11 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bongkahan emas./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia diproyeksi akan terus naik hingga menembus level US$1.800 per troy ounce di tengah seiring dengan penyebaran virus corona (Covid-19).

Goldman Sachs Group mendorong proyeksinya untuk harga emas menjadi US$1.800 per troy ounce akibat wabah virus yang telah merenggut ribuan nyawa dan menginfeksi lebih dari 80.000 orang ini.

Selain itu, suku bunga riil yang rendah dan meningkatnya fokus menjelang agenda pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat pada November 2020 dinilai juga akan terus mendorong permintaan untuk logam mulia tersebut sebagai aset investasi aman (safe haven).

“Jika efek virus menyebar hingga kuartal II [2020], kita bisa melihat emas bergerak di atas US$1.800 per troy ounce pada basis 3 bulan,” tutur Goldman Sachs.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di bursa Comex untuk kontrak April 2020 terpantau menguat 9,40 poin atau 0,57 persen ke level US$1.652,50 per troy ounce pada perdagangan Kamis (27/2/2020) pukul 11.52 WIB.

Adapun harga emas di pasar spot, yang telah naik lebih dari 8 persen tahun ini, diperdagangkan di level US$1,648.50 pada Kamis.

Emas terus diperdagangkan di kisaran level tertingginya dalam tujuh tahun, seiring dengan meningkatnya jumlah kasus terinfeksi virus corona di seluruh dunia yang mengancam akan membatasi aktivitas ekonomi global.

“Logam mulia itu telah mengungguli mata uang tradisional bersifat safe haven termasuk yen Jepang dan franc Swiss,” tulis Analis Goldman Sachs, Mikhail Sprogis, dalam sebuah riset, seperti dikutip Bloomberg.

Bank multinasional tersebut memperkirakan harga emas akan menanjak menuju level US$1.700 per troy ounce dalam tiga bulan dan ke level US$1.750 dalam periode enam bulan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini