Pemerintah Kaji Dampak Wabah Corona Terhadap Kawasan Industri

Bisnis.com,27 Feb 2020, 19:18 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Foto udara kawasan industri yang terdapat di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/1)./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah menyiapkan beberapa skema untuk menghadapi perlambatan proyek infrastruktur di sekitar kawasan industri akibat wabah virus corona.

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan pihaknya masih mempelajari dampak wabah corona ke anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2020. Jika ditemukan berdampak, lanjutnya, akan ada pendahuluan pembangunan infrastruktur berdasarkan kebermanfaatan kawasan industri.

Adapun, kementerian akan mengedepankan konsep creative financing dalam menjaga kecepatan pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan industri.

"Jadi, kami lihat skala ekonominya, baik berupa kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus. Yang bisa memberikan [pertumbuhan] ekonomi lebih cepat, kami coba prioritaskan," ucapnya di sela-sela seminar Roadmap Industri Manufaktur Indonesia, Kamis (27/2/2020).

Dari sisi pembiayaan, Wahyu menyinggung dua skema yang dapat digunakan untuk meredam gempuran wabah virus corona ke APBN 2020 jika terbukti. Pertama, skema limited consession scheme (LCS) untuk mendapatkan dana segar. Kedua, wahyu menyatakan pemerintah juga mempertimbangkan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan saat ini banyak prediksi yang memperkirakan ekonomi China bisa turun 2 persen dari 6 persen.

Menurutnya, berdasarkan penghitungan pemerintah pada pekan lalu, setiap 1 persen penurunan ekonomi China akibat virus corona akan berdampak pada turunnya ekonomi Indonesia 0,11 persen-0,3 persen.

"Jika memakai angka pertumbuhan ekonomi kita terakhir 5,02 persen artinya nanti kita bisa saja hanya tumbuh sekitar 4,8 persen saja. Jadi, kami masih waspadai dan hitung kembali dampaknya karena kasus virus corona pesat sekali berkembang,” katanya.

Sementara itu, perkembangan virus corona menurutnya sangat pesat dalam 12 hari terakhir. Bila pada 31 Januari terdapat lebih dari 11.000 orang terinfeksi dengan korban meninggal 259.000, pada 12 Februari bertambah menjadi 43.000 lebih orang terinfeksi dengan korban meninggal 1.018 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini