Wakil Presiden Iran Positif Virus Corona, hanya Dirawat di Rumah

Bisnis.com,28 Feb 2020, 10:09 WIB
Penulis: Newswire
Masoumeh Ebtekar saat berkunjung ke Indonesia Mei 2018 dan diterima Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Video koleksi Youtube Kemenlu (MoFA Indonesia)

Bisnis.com, JAKARTA  - Wakil Presiden Iran untuk Urusan Wanita dan Keluarga Masoumeh Ebtekar positif tertular Virus Corona, demikian dilansir media setempat pada Kamis (27/2/2020).

Kantor Berita Cina, Xinhua, yang diktuip Antara melaporkan Fariba Ebtehaj, yang merupakan kepala hubungan masyarakat di institusi kepresidenan, bahwa Ebtekar teruji positif tertular COVID-19 dan kini berada di rumah untuk menjalani perawatan, demikian menurut Kantor Berita Tasnim.

Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran pada Kamis tersebut menyampaikan bahwa 245 orang di negara itu dikonfirmasi telah tertular COVID-19, dan 26 di antaranya meninggal.

Kantor Berita Iran, IRNA, Selasa (25/2/2020) melaporkan dua belas orang meninggal dan 61 lainnya tertular Virus Corona di Iran, kata Kementerian Kesehatan Iran, Senin (24/2).

Namun menurut seorang anggota parlemen, di Kota Qom saja ada 50 orang yang meninggal karena virus corona dalam dua minggu terakhir ini. Qom terletak di 120 km (75 mil) selatan Teheran, Ibu Kota Iran.

Sementara itu, kantor berita negara IRNA dengan mengutip seorang pejabat setempat melaporkan bahwa lebih dari 10.000 pecandu narkoba dikarantina di pusat-pusat perawatan di provinsi Teheran untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Jumlah kematian akibat penyakit corona di Iran telah mencapai 12 dan jumlah yang terinfeksi telah mencapai 61," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur, seperti dikutip IRNA.

Namun anggota parlemen yang mewakili Qom, Ahmad Amirabadi Farahani, menyebutkan 50 orang meninggal di Qom dan 250 orang telah dikarantina di sana.

Farahani menuduh pemerintah lambat mengumumkan wabah itu. Menurut dia, kota itu tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani krisis, menurut kantor berita ILNA.

Jahanpur menampik angka 50 orang yang tewas itu sebagai kabar yang "sangat bohong".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini