Jumat (28/2), Rupiah Terkoreksi 0,45 Persen

Bisnis.com,28 Feb 2020, 08:34 WIB
Penulis: Hafiyyan
Petugas teller menata uang rupiah di salah satu cabang Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah mengalami koreksi 0,45 persen pada awal perdagangan Jumat (28/2/2020). Harga telah terkoreksi dalam 9 sesi beruntun.

Pada perdagangan Jumat (28/2/2020) pukul 8:10 WIB, mata uang rupiah terkoreksi 0,45 persen atau 63 poin menuju Rp14.088 per dolar AS. Harga menurun dalam 9 sesi perdagangan beruntun.

Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau koreksi tipis 0,07 persen ke level 98,442.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan koreksi rupiah disebabkan kekhawatiran pasar terhadap dampak corona. Pasalnya, ekonomi global terpengaruh virus yang terus menyebar keberbagai negara.

“Maka hampir pasti Indonesia mengalami perlambatan ekonomi,” paparnya.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 kemungkinan berada di bawah 5 persen. Adapun, untuk keseluruhan 2020, BI mengubah proyeksi PDB dari dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen.

Guna untuk menanggulangi sentimen negatif global, pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter, fiskal maupun langkah lainnya, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri.

Selain itu Bank Indonesia (BI) hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan. Intervensi yang dilakukan oleh BI tidak bisa membawa mata uang garuda menguat.

Namun, apa yang di lakukan oleh bank sentral tersebut sudah memberikan upaya maksimal untuk menahan laju pelemahan mata uang rupiah.

Ibrahim memprediksi dalam perdagangan Jumat (28/2/2020) kemungkinan rupiah masih akan melemah di rentang Rp14.960 – Rp14.060 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini