Penerbangan Umrah Kembali Normal 14 Maret? Ini Penjelasannya

Bisnis.com,28 Feb 2020, 18:22 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Calon Jamaah Umroh meninggalkan bandara setelah mendapat kepastian gagal berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Penghentian sementara penerbangan umrah diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat 13 Maret mendatang. Dengan demikian, penerbangan umrah dapat kembali berlangsung pada Sabtu 14 Maret 2020.

Informasi tersebut terkonfirmasi dari kiriman telegram yang disiarkan oleh Saudi Airlines yang dikirimkan pada 27 Februari 2020 yang menyatakan bahwa maskapai tidak melayani penerbangan dari luar negeri untuk sementara waktu karena permintaan pemerintah Arab Saudi. Penolakan penerbangan ke Arab Saudi berlaku mulai tanggal 26 Februari 2020 hingga 13 Maret 2020. 

"Periode penolakan berlaku efektif sejak tanggal awal hingga akhir tanggal periode penolakan," bunyi surat tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Haji Umrah Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengakui bahwa pihaknya juga mendapatkan surat edaran tersebut dari Saudi Airlines.

Menurutnya, informasi tersebut menjadi secercah harapan bahwa penerbangan umroh dapat berlangsung kembali pada 14 Maret 2020.

"Kami dapat [surat pemberitahuan] itu dari Saudi Airlines. Sebagai penerbangan Saudi tentu mereka berani mengemukakan [informasi] itu tentunya punya dasar karena dia orang saudi, ini bisa jadi patokan," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/2/2020).

Menurutnya, dengan kondisi saat ini otomatis penerbangan di Arab Saudi turut berhenti. Dengan demikian, tidak mungkin penerbangan dihentikan dalam waktu yang yang lama.

Syam juga mengungkapkan kalau saat ini Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz (MED) dan Bandar Udara Internasional King Abdulaziz (JED) belum memiliki alat pendeteksi suhu tubuh, sehingga dalam waktu 14 hari penutupan yang berlaku untuk sementara ini akan dimanfaatkan oleh otoritas di Arab Saudi untuk melengkapi peralatannya.

"Ini karena diindikasikan ada penduduk mereka yang dari luar negeri jadi suspect penerima virus corona, makanya mereka kaget dan bertindak lebih dahulu daripada terlambat," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini