KABAR PASAR: Pilihan Sulit Bank Mini; Bisnis Dipulihkan, Tunda Ekspansi

Bisnis.com,02 Mar 2020, 08:00 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Nasabah melakukan transaksi perbankan di anjungan tunai mandiri Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Minggu (24/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai aturan modal inti minimal yang menjadi pilihan sulit bank kecil, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (2/3/2020).

Berikut sejumlah rincian topik utamanya:

Aturan Modal Inti Minimal: Pilihan Sulit Bank Mini. Bank kecil dihadapkan pada pilihan sulit untuk menambah modal minimal hingga Rp3 triliun pada 2022 di tengah perlambatan ekspansi bisnis. Besarnya modal akan menekan rasio pengembalian ekuitas bila tidak diimbangi dengan akselerasi usaha.

Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/ POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, dua kelompok bank yang bakal terkena penyesuaian modal inti adalah bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II.

Bisnis Dipulihkan, Tunda Ekspansi. Pelaku bisnis akomodasi memutuskan untuk menunda rencana ekspansi hotel klasifikasi bintang pada tahun ini, di tengah tren kelebihan kamar yang terus berbanding terbalik dengan tingkat hunian atau okupansi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebut keputusan menye top sementara penambahan kamar baru itu merupakan opsi rasional yang dipilih pelaku usaha sembari menyehatkan kembali kinerja industri perhotelan Tanah Air.

Proyeksi Inflasi Februari 2020: Cabai & Bawang Jadi Beban. Lonjakan harga bawang putih dan cabai merah diprediksi akan mengerek laju inflasi pada Februari 2020 menyusul tingginya konsumsi masyarakat yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, ekonom memproyeksikan inflasi pada Februari berada pada kisaran 2,8 persen—3,1 persen (year on year/yoy), dan 0,15 persen—0,37 persen (month to month/mtm). Adapun, pada Januari 2020, inflasi secara mtm sebesar 0,39 persen dan yoy sebesar 2,68 persen.

Tekanan Rupiah Berlanjut. Rupiah diproyeksi masih terperangkap dalam zona merah pada perdagangan pekan ini seiring dengan penyebaran virus corona yang semakin meluas di luar China. Pada penutupan perdagangan Jumat (28/2), rupiah terkoreksi 2,05 persen atau 293 poin dan parkir di level Rp14.318 per dolar AS, level terendahnya sejak Agustus 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini