Tahun Ini, Pelindo II Optimistis Raup Rp13,5 Triliun

Bisnis.com,02 Mar 2020, 12:53 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menargetkan tahun ini masih mampu meraup pendapatan senilai Rp13,5 triliun dengan target laba bersih senilai Rp3,1 triliun.

Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya mengatakan kinerja tersebut diperkirakan dapat dicapai melalui throughput sebesar 8,1 juta TEUs. Pertumbuhan arus peti kemas tersebut ditargetkan tumbuh sebesar 5 persen dibandingkan dengan pada tahun lalu, tetapi dengan kondisi global saat ini yang dilanda virus corona, IPC akan berjuang lebih keras untuk mencapainya.

“Tahun ini kami targetkan mampu mampu meraup pendapatan senilai Rp13,5 triliun dengan target laba bersih senilai Rp3,1 triliun,” jelasnya, Senin (2/3/2020).

IPC akan menggenjot perdagangan antar pulau di domestik untuk menggantikan volume kol kapal yang mengalami penurunan dari dan ke Asia Timur selama dua bulan terakhir.

Elvyn mengungkapkan sejumlah insentif yang diperlukan dalam upaya pengembangan pelabuhan-pelabuhan baru beragam bentuknya.

Namun, dalam upaya pengembangan pelabuhan ini akan lebih membutuhkan insentif yang terkait dengan mengkaji ulang tentang konsesi dan tarif sehingga pelabuhan bisa lebih kompetitif dan bisa mendapatkan pendapatan yang cukup untuk pengembangan usahanya.

“Insentif memang sebetulnya tidak perlu dalam bentuk finansial tetapi juga bisa berupa relaksasi kebijakan sehingga proses aktivitas pengelolaan jasa pelabuhan bisa lebih cepat dan lebih mudah,” jelasnya.

Sementara itu terkait dengan daya saing, lanjutnya, industri ini memerlukan standarisasi operasional tentang pelayanan jasa pelabuhan, modernisasi alat bongkar muat, digitalisasi, juga membangun SDM yang berkualitas.

Dia menyebut saat ini IPC memiliki 17 anak perusahaan yang bergerak di bidang terminal operator, terminal peti kemas, kemudian juga untuk non terminal peti kemas, kendaraan dan untuk kontainer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini