Ada Virus Corona, Insentif Penerbangan Jalan Terus

Bisnis.com,02 Mar 2020, 21:14 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Petugas memeriksa Kartu Kewaspadaan Kesehatan penumpang yang baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (2/3/2020).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan meyakini program insentif yang baru saja dirilis pemerintah berupa potongan harga tiket penerbangan di sepuluh destinasi wisata masih tetap dilanjutkan kendati ada temuan dua WNI telah terjangkit virus Corona (Covid-19).

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang terdeteksi cukup akhir dalam proses penyebaran virus Corona. Selain itu, jumlah WNI yang terjangkit diprediksi tidak akan bertambah. Alhasil, kebijakan insentif tetap diperlukan agar roda perekonomian tetap harus bergerak.

“Kami masih skenarionya optimis. Ini bisnis pariwisata sulit, airline tetap diberikan [insentif] agar roda perekonomian bergerak. Dilanjutkan kecuali puluhan ribu [orang] kena [virus],” jelasnya, Senin (2/3/2020).

Secara psikologis, kata dia, masyarakat masih enggan untuk bepergian ke rute internasional, tetapi tidak untuk ke rute domestik. Animo masyarakat masih tinggi untuk bisa berwisata ke rute domestik.

Dia menuturkan sejauh ini pengawasan dan pengamanan di bandara telah diperketat dengan melakukan kerja sama bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Bandara telah diperlengkapi dengan alat, personil dan standar prosedur internasional yang diharapkan bisa menekan angka penyebaran.

Koordinasi sudah dilakukan dengan Komite Fasilitasi (FAL), imigrasi, KKP, Kantor otoritas bandara dan operator pengelola agar memperkuat pengawasan hingga mengeluarkan surat edaran. Rekomendasi, lanjutnya, telah dikeluarkan agar memeriksa dengan ketat rute-rute penerbangan dari dan menuju negara yang teridentifikasi virus corona.

Novie sekaligus menampik lemahnya pengawasan otoritas terhadap penumpang. Dia menuturkan virus corona terdeksi selama berhari-hari. Ketika pasien mengalami demam tinggi, baru dapat diketahui secara pasti gejalanya.

“Pengawasan tidak bisa dibilang lemah, karena itu sudah standar [internasional] semua dan menjadi tanggung jawab KKP,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini