Penelusuran Kasus Corona di Indonesia Secara Aktif Perlu Dilakukan

Bisnis.com,03 Mar 2020, 07:20 WIB
Penulis: Krizia Putri Kinanti
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA - Kemarin, pemerintah secara resmi mengumumkan ditemukannya kasus positif
Covid-19 di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, pengumumannya langsung dilakukan oleh Presiden RI.

Respon masyarakat pun beragam, mulai dari yang biasa saja hingga yang betul-betul panik. Imbasnya, tidak hanya pembelian masker dan hand sanitizer secara besar-besaran, namun juga direspon dengan pembelian sembako secara berlebihan.

Melihat fenomena ini, Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) meminta masyarakat untuk lebih mengenal Covid-19 ini.

Peneliti LK2PK, dr. Yusuf Kolewora menjelaskan gejala Covid-19, antara lain demam atau riwayat demam, batuk atau pilek atau sakit tenggorokan, sesak atau kesulitan bernapas, riwayat bepergian ke daerah yang terjangkit atau kontak dengan orang dari daerah terjangkit dalam 14 hari terakhir.

"Semua keraguan tentang apakah kita bisa mendiagnosis Covid 19 telah terjawab. Selama ini banyak spekulasi, tapi beliau menyarankan agar kita lebih memperhatikan lagi pengambilan sampel terutama preanalitik," ujarnya melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Selasa (3/3/2020).

Direktur Eksekutif LK2PK dr. Ardiansyah Bahar menyampaikan agar masyarakat jangan panik. Pencegahan harus menjadi yang utama, tidak perlu panik, namun tetap harus waspada. Masyarakat memang perlu waspada dengan virus corona ini, dengan melakukan berbagai hal, antara lain mengenal gejala, pola hidup sehat, cuci tangan rutin, penggunaan masker bila perlu, dan mengurangi bepergian ke tempat ramai.

"Dalam kondisi seperti sekarang dimana telah ditemukan kasus positif Covid-19 memang perlu
keaktifan dari semua pihak untuk mencari kontak dari pasien agar dapat mencegah penyebaran lebih lanjut," ujarnya.

Kontak yang dimaksud adalah mereka yang pernah berinteraksi dengan pasien, utamanya yang mempunyai faktor resiko tinggi, orang dalam pengawasan dan dalam pemantauan. Tentu hal ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah, namun perlu dukungan dari segenap  komponen masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini