Penawaran Lelang SUN Nyaris Rp75 Triliun, Obligasi Indonesia Masih Bonafide

Bisnis.com,03 Mar 2020, 17:15 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil Penawaran lelang Surat Utang Negara (SUN) yang masih tinggi menandakan masih terjaganya kepercayaan investor terhadap pasar obligasi Indonesia.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, meskipun hasil penawarannya tidak sebesar lelang Februari lalu, jumlah ini menunjukkan pasar obligasi Indonesia masih tetap menjadi pilihan para investor baik lokal maupun asing.

“Hasil lelang ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar obligasi Indonesia masih amat tinggi,” katanya saat dihubungi pada Selasa (3/3/2020) di Jakarta.

Ia mengatakan, pemerintah sukses menjaga minat investor terhadap pasar obligasi ditengah ketidakpastian global yang ikut menggoyangnya karena wabah virus corona. Kepanikan pasar yang terlihat dari penurunan kepemilikan asing atas obligasi Indonesia dan derasnya capital outflow berhasil diredam pemerintah.

Pada sisi moneter, ia mengapresiasi sejumlah kebijakan Bank Indonesia yang mengintervensi pasar spot, dan Surat Berharga Negara (SBN). Hal tersebut dinilai menjaga volatilitas nilai tukar dan obligasi tidak begitu fluktuatif.

“Intervensi yang dilakukan pemerintah di pasar juga berdampak positif dalam menjaga kondisi pasar obligasi dan juga pasar modal Indonesia. Karena kebanyakan gangguan yang berpotensi mengguncang Indonesia berasal dari faktor eksternal,” jelasnya.

Kebijakan-kebijakan tersebut, lanjutnya, membuat pasar obligasi kembali stabil dan diminati oleh investor.

Sementara itu, ia juga menambahkan, penurunan kepemilikan asing terhadap obligasi Indonesia juga tidak akan bertahan lama. Menurutnya, sejumlah langkah yang telah diambil pemerintah akan kembali mendorong investor asing untuk masuk melalui obligasi negara.

“Imbal hasil (yield) kita juga masih yang paling menarik di Asia walaupun sempat tidak stabil beberapa minggu belakangan,” tuturnya.

Hasil lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pada Selasa (3/3/2020) ini menghasilkan total penawaran sebesar Rp74,81 triliun. Dari Jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp17,5 triliun.

Berdasarkan data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, obligasi negara Seri FR0081 menjadi yang paling dicari investor dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp19,319 triliun. Seri akan jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini sekaligus menjadi seri yang paling banyak dimenangkan sebanyak Rp4,55 triliun oleh pemerintah dengan imbal hasil (yield) rata-rata 6,01 persen.

Seri FR0082 yang jatuh tempo pada 15 September 2030 menjadi SUN terbanyak kedua yang diminati oleh investor dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp17,915 triliun dengan yield rata-rata 6,77 persen dan dimenangkan pemerintah sebesar Rp3,80 triliun

Sementara seri FR0080 mendapatkan total penawaran Rp7,35 triliun dengan rerata imbal hasil 7,36 persen. Adapun SUN seri ini dimenangkan sebanyak Rp3,20 triliun dan akan jatuh tempo pada 15 Juni 2035.

Sementara itu, jumlah penawaran seri FR0076 mencapai Rp2,28 triliun yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2048. Dari total penawaran tersebut, Rp700 miliar diantaranya dimenangkan oleh pemerintah dengan yield rata-rata 7,64 persen.

Selanjutnya, surat utang FR0083 dengan waktu jatuh tempo pada 15 April 2040 mendapatkan jumlah penawaran sebesar Rp3,07 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp2,25 triliun dengan yield rata-rata 7,49 persen.

Sementara itu, SPN03200604 yang jatuh tempo pada 4 Juni 2020 mendapatkan nilai yang dimenangkan Rp1,5 triliun dengan yield rata-rata sebesar 2,9 persen dan jumlah penawaran Rp10,81 triliun.

Adapun SPN12210304 yang jatuh tempo pada 4 Maret 2021 dan mendapatkan penawaran Rp17,65 triliun. Dari jumlah tersebut, yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun dengan yield rata-rata sebesar 3,25 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini