Bisnis.com, JAKARTA - Sejak medio 2019, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate) sebanyak lima kali menjadi 4,75 persen. Namun, transmisi ke tingkat suku bunga kredit belum optimal.
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo menyampaikan sejak Juli 2019, perseroan telah menyesuaikan suku bunga baik pinjaman maupun simpanan di kisaran 25 hingga 50 basis poin (bps).
Haru menjelaskan biasanya memang akan terjadi lag time antara penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral dengan perbankan. Hal ini karena mengikuti perjanjian jangka waktu kontrak perbankan dengan nasabah.
"Tidak serta merta Bank Indonesia turunkan lansung besok [bank sesuaikan], karena berdasarkan kontrak, misal pinjaman kadang setahun dan simpanan 3 bulan. Jadi, efektifnya setelah jatuh tempo baru menerapkan tingkat suku bunga baru," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Labih lanjut, kata Haru, perseroan akan tetap melanjutkan penyesuian tingkat suku bunga, baik kredit maupun pinjaman mengikuti pemangkasan 25 bps suku bunga acuan pada awal 2020.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) Nia Kania mengatakan perseroan telah menyesuaikan tingkat suku bunga pinjaman dan simpanan hingga 100 bps.
Sebagai gambaran, Bank BJB merupakan salah satu bank yang nemawarkan special rate tinggi pada 2019, di saat kondisi likuiditas di pasar mengetat.
"Kami sudah mulai shifting ke rate yang lebih rendah, sekarang rata-rata 6,75 persen. Tahun lalu special rate BJB sempat meningkat hingga 8 persen," tutur Nia.
Penurunan tingkat suku bunga dilakukan bank sejalan dengan beban bunga (cost of fund/CoF) yang ingin ditekan. Per 2019, CoF Bank BJB berada pada kisaran level 5,5 persen hingga 5,4 persen.
Tahun ini, perseroan masih melihat ruang penurunan suku bunga mengikuti pemangkasan suku bunga acuan terakhir kali oleh regulator sebesar 25 bps. Namun, menurutnya masih perlu gap waktu untuk penurunan tersebut.
"Seiring dengan penurunan suku bunga, diharapkan CoF bisa berada di bawah capaian 2019 lalu, yaitu berkisar di level 5,2 persen hingga 5,3 persen," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel