Bursa Eropa Ditutup Naik Tajam Lebih dari 1 Persen

Bisnis.com,05 Mar 2020, 05:31 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil mengakhiri pergerakannya di zona hijau dengan kenaikan lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (4/3/2020), didorong harapan seputar stimulus untuk melawan dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, ditutup naik tajam 1,36 persen di level 386,30, setelah berakhir di level 381,13 pada perdagangan Selasa (3/3/2020).

Di antara indeks saham pendongkrak Stoxx pada Rabu adalah indeks CAC 40 Prancis (+1,33 persen), indeks FTSE 100 Inggris (+1,45 persen), dan indeks DAX Jerman (+1,19 persen).

Sementara itu, saham HelloFresh SE mampu mencatat kenaikan terbesar pada indeks Stoxx (+8,93 persen), disusul saham Evonik Industries AG (+5,96 persen) dan Enel S.p.A (+5,74 persen).

Bursa Eropa ditutup menguat di tengah harapan bahwa pemerintah dan bank-bank sentral di dunia akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak krisis virus corona setelah bank sentral Federal Reserve AS secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan.

The Fed membuat kejutan dengan melancarkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi kisaran 1 persen - 1,25 persen dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) darurat pada Selasa (3/3/2020) waktu setempat.

Kejutan dari The Fed dibuat ketika bank sentral di seluruh dunia berjanji untuk mengambil tindakan demi mengurangi dampak merugikan dari wabah virus corona, yang terus menyebar ke negara-negara selain China dan melumpuhkan aktivitas ekonomi.

Dalam mengumumkan pemangkasan suku bunganya, bank sentral AS tersebut mengatakan fundamental AS "tetap kuat”. Namun, pada saat yang sama The Fed memperingatkan risiko yang ditimbulkan virus corona terhadap aktivitas ekonomi.

“Saham-saham telah naik di tengah harapan bahwa pemerintah dan bank-bank sentral akan menawarkan insentif pada sisi fiskal untuk usaha kecil dan menengah guna membantu mereka mengatasi gangguan,” tutur Analis CMC Markets Michael Hewson, dikutip MarketWatch.

Bank Dunia (World Bank) juga menjanjikan paket bantuan senilai US$12 miliar untuk mendukung negara-negara yang menangani dampak kesehatan dan ekonomi dari virus mematikan tersebut.

Di sisi lain, China, tempat wabah ini bermula, melaporkan penurunan jumlah kasus baru Covid-19. Meski demikian, virus ini masih terus menyebar di negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini