Presiden Jokowi Soroti Biaya Logistik: Kok Masih Mahal?

Bisnis.com,05 Mar 2020, 13:49 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Ilustrasi-Kapal Motor (KM) Binaiya meninggalkan dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengkritisi biaya logistik antardaerah yang masih cenderung mahal. Menurut Presiden dengan demikian fungsi tol laut tidak terlaksana.

Presiden mencatat biaya logistik dari Jakarta ke sejumlah daerah seperti Padang, Medan, Banjarmasin, dan Makassar jauh lebih mahal dibandingkan dengan pengiriman dari Jakarta ke Singapura, Bangkok, Hong Kong, dan Shanghai.

"Ini harus dibenahi sehingga tujuan awal tol laut untuk tekan disparitas harga bisa tercapai," kata Presiden saat membuka rapat terbatas tentang Akselerasi Program Tol Laut di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Menurut Jokowi hal tersebut perlu dibahas secara detail dan komprehensif. Presiden meminta jajarannya untuk membedah bersama pusat permasalahan, apakah pada dwelling time pelabuhan atau monopoli dalam distribusi barang.

Selain itu, Presiden mendapat laporan bahwa biaya sulit turun akibat ketidakseimbangan muatan dari barat ke timur dibandingkan dengan sebaliknya. "Ini memang betul. Begitu dari timur kembali ke barat itu muatannya jauh berkurang," kata Presiden.

Hingga memasuki Januari 2020, sebanyak 26 trayek tol laut telah beroperasi dengan anggaran Rp439 miliar. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan, Wisnu Handoko mengatakan selama 5 tahun terakhir pihaknya sudah mempelajari berbagai kebutuhan untuk penyelenggaraan tol laut.

Menurut Wisnu pada 2018 terdapat sekitar 15 rute, lalu pada 2019 terdapat 19 trayek dan pada 2020 sudah menjadi 26 trayek.

Dia menuturkan program tol laut menjadi proses pembelajaran bagi pemerintah dan pelaku usaha agar menjadi lebih efisien dalam pemakaian anggaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini