KABAR PASAR: Berjibaku Demi Bahan Baku, Mampukah APBN Lebih Ekspansif?

Bisnis.com,06 Mar 2020, 07:54 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Presiden China Xi Jinping, Ibu Negara China Peng Liyuan, Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara AS Melania menghadiri makan malam kenegaraan di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 9 November 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai kebutuhan pemenuhan bahan baku industri di tengah penyebaran virus corona, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Jumat (6/3/2020).

Berikut sejumlah rincian topik utamanya:

Berjibaku Demi Bahan Baku. Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar stimulus fiskal untuk mengamankan bahan baku industri di tengah ketatnya perebutan pasokan dengan negara lain.

Penyebaran virus corona (COVID-19) membuat kegiatan ekspor dan impor yang melibatkan China terganggu. Ada pun, pasokan bahan baku industri sejumlah negara, termasuk Indonesia, sangat bergantung pada China.

Mampukah APBN Lebih Ekspansif? Pemerintah berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, virus corona memaksa untuk melaksanakan APBN 2020 lebih countercyclical sebagaimana yang sering digaungkan. Di sisi lain ruang yang dimiliki pemerintah untuk memberikan stimulus makin sempit.

Kebijakan countercyclical artinya, ketika terjadi pertumbuhan aktual di bawah potensial maka kebijakan yang ditempuh ekspansif, dan apabila pertumbuhan aktual lebih tinggi dari potensialnya maka kontraktif.

Implementasi 16 Paket Kebijakan Lebih Efektif. Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja diyakini akan memperlancar efektivitas paket kebijakan yang saat ini belum tereksekusi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dari 16 paket kebijakan yang telah dirilis pemerintah, ada beberapa yang belum terealisasi. Salah satunya adalah penurunan harga gas.

Proyek Xi Jinping Menggantung. Wabah virus corona menyebabkan penundaan berbagai proyek Belt and Road Initiative (BRI) di seluruh dunia. Artinya, perencanaan selama bertahun-tahun dan ratusan miliar dolar ongkos diplomasi ekonomi, tengah dipertaruhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini