Cegah Corona, Iran Batasi Penggunaan Uang Kertas

Bisnis.com,07 Mar 2020, 09:30 WIB
Penulis: JIBI
Mata uang rial/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Iran mengimbau warga untuk mengurangi penggunaan uang kertas sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

Menteri Kesehatan Saeed Namaki membuat pengumuman di konferensi pers yang disiarkan televisi pada Kamis (5/3/2020) , dikutip dari Arab News,  Sabtu (7/3/2020).

Saeed menambahkan bahwa sekolah dan universitas akan tetap ditutup sampai Nowruz, Tahun Baru Persia, pada 20 Maret.

Dia juga mengatakan orang-orang harus tetap di kendaraan mereka selama di pompa bensin dan membiarkan petugas mengisi tangki bensin mereka untuk menghindari penyebaran virus.

Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada Telegraph bahwa uang kertas adalah salah satu benda yang berisiko menularkan COVID-19.

"Kita tahu bahwa uang sering berpindah tangan dan dapat mengambil semua jenis bakteri dan virus," katanya, dikutip dari Express.co.uk.

"Kami akan menyarankan orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas, dan menghindari menyentuh wajah mereka."

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, bagaimanapun, telah mengatakan kepada orang-orang untuk tidak panik.

"Bencana ini bukan masalah besar, ada yang lebih besar di masa lalu," katanya.

"Saya tidak ingin meremehkan masalah ini, tentu saja, tapi janganlah kita berlebihan juga."

Ayatollah mendorong warga untuk berpegang teguh pada iman mereka di masa sulit.

"Doa dapat menyelesaikan banyak masalah. Apa pun yang membantu kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit adalah baik dan yang membantu penyebarannya adalah dosa," tutur Ayatollah.

Saat ini ada lebih dari 4.000 kasus virus di seluruh Timur Tengah. Mayoritas korban infeksi Timur Tengah pernah berkunjung ke Iran.

Menurut data real-time COVID-19 John Hopkins, yang dikutip Tempo pada 7 Maret pukul 1 am, ada 4.747 kasus virus Corona di Iran dengan total kematian 148. Saat ini Iran menderita kematian virus corona COVID-19 tertinggi ketiga di dunia, di bawah Italia dan Cina daratan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini