ADB Puji Pengelolaan Moneter dan Fiskal Indonesia

Bisnis.com,08 Mar 2020, 14:46 WIB
Penulis: Reni Lestari
Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao (ketiga kanan) dalam ADF Donors Consultation Meeting, salah satu rangkaian acara ADB Annual Meeting 2019 di Nadi, Fiji, Rabu (1/5/2019)./Dok. ADB

Bisnis.com, JAKARTA - Penyebaran virus corona (Covid-19) yang telah sampai ke Indonesia diprediksikan tidak akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Winfrid Wicklein, Country Director for Asian Development Bank (ADB) Indonesia. Dia juga memuji bahwa pemerintah Indonesia memiliki kemampuan manajemen fiskal yang sudah kuat. Menurutnya, faktor lainnya yakni tersedia ruang pelonggaran kebijakan yang cukup bagi pemerintah Indonesia.

"Indonesia memiliki kemampuan manajemen fiskal yang kuat. Beberapa negara sudah tidak dapat melakukan pelonggaran lagi dimana suku bunganya mungkin sudah minus. Jadi Indonesia masih ada ruang dan ruang ini sudah dipakai oleh Bank Indonesia," ungkapnya saat mengunjungi Redaksi Bisnis Indonesia, Jumat (6/3/2020).

Instrumen kebijakan moneter maupun fiskal yang sudah digunakan oleh pemerintah juga dinilai sudah tepat dalam mempertahankan tingkat konsumsi yang memiliki peran penting menjaga stabilitas ekonomi di saat krisis.

Sementara itu, ADB telah menyetujui anggaran sebesar US $2 juta untuk membantu negara-negara Asia-Pasifik dalam melawan wabah ini. Sebelumnya pada awal Februari 2020, ADB menyediakan bantuan sebesar US $2 juta bagi penanganan di negara-negara seperti Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Pada jangka panjang, angka ini bisa naik untuk mendukung persiapan penanganan pandemik dan membangunan ketahanan.

"Fasilitas yang kami siapkan umumnya berupa asistensi teknis dan pembangunan kapasitas penanganan di negara-negara yang tidak memiliki kapasitas yang cukup," kata Joseph Zveglich, Deputy Economist ADB.

Selain itu, ADB juga menyediakan pinjaman kepada sektor swasta di Wuhan, China sebesar US $18,6 juta terutama untuk meningkatkan suplai dan distribusi obat-obatan dan alat kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini