Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan Eropa menghadapi kemungkinan resesi teknis di semester pertama tahun ini setelah wabah coronavirus mengurangi permintaan dan penawaran serta mendorong investor beralih ke tempat yang lebih aman.
Kepala Penasihat Ekonomi Global di Pacific Investment Management Co. (Pimco) Joachim Fels mengatakan kemerosotan manufaktur China dan melemahnya pasar untuk layanan perjalanan menjadi faktor utama.
"Yang terburuk bagi perekonomian masih akan datang dalam beberapa bulan ke depan," kata Fels, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/3/2020).
Adapun, pasar global sedang bersiap-siap menghadapi tekanan lebih dalam, karena virus terus menyebar dan perang harga minyak menambah ketidakpastian pasar. Saham AS jatuh kembali ke wilayah koreksi dan tingkat Treasury mencapai titik terendah sepanjang masa dalam sepekan terakhir. Pimco sebelumnya mengatakan peluang resesi dalam 24 bulan ke depan adalah 35 persen.
Fels berharap resesi akan berlangsung singkat, dengan asumsi wabah virus memuncak dalam dua bulan ke depan. Sementara itu, pemulihan dapat dilakukan di semester kedua.
"Kami khawatir tentang potensi celah dalam siklus kredit AS dalam kondisi arus kas perusahaan semakin berkurang, yang dapat menyebabkan pengetatan tajam kondisi keuangan yang memberi umpan balik ke ekonomi riil," imbuhnya.
Ekonom Pimco juga memperkirakan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Langkah serupa juga diprediksi akan dilakukan untuk oleh bank sentral lain, termasuk pasar negara berkembang dalam beberapa minggu ke depan. Dia juga memproyeksi adanya pelonggaran fiskal lebih lanjut oleh pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi.
"Dunia mungkin telah memasuki New Neutral 2.0," katanya.
Pertumbuhan global kemungkinan akan mengalami pemulihan yang berbentuk "U" saat virus ini hilang, meskipun siklus tersebut dapat dimulai sebagai "I" dengan penurunan tajam dalam pertumbuhan, diikuti oleh grafik berbentuk "L" dengan visibilitas yang masih rendah tentang bagaimana butuh waktu lama.
Para ekonom mengharapkan Federal Reserve AS menurunkan suku bunga setidaknya 50 basis poin lagi. Untuk investor, masih ada waktu untuk tetap berhati-hati pada aset berisiko dan fokus pada likuiditas dan pelestarian modal, karena bank sentral memiliki sedikit amunisi dengan kerentanan di bagian berisiko dari pasar kredit korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel