Astra Life: Jejak Keluarga Wanandi, Credit Suisse, dan Hengkangnya Grup Aviva

Bisnis.com,09 Mar 2020, 16:04 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Head of Marketing Branding and Digital Channel PT Astra Aviva Life Windy Riswantyo (kanan) memberikan informasi pada pengunjung usai jumpa pers 2XU Compression Run Indonesia 2018, di Jakarta, Rabu (21/11/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi multinasional, Aviva Plc mengumumkan menjual sahamnya di PT Astra Aviva Life. Penjualan ini sekaligus mengakhiri bisnis perusahaan di Indonesia.

Sarah Swailes, Group Financial and Corporate Communications Aviva dalam keterangan resminya Jumat (6/3/2020) waktu Inggris menyebutkan proses penjualan akan rampung pada kuartal IV/2020. Setelah persetujuan dari OJK diperoleh serta rampungnya penjualan Bank Permata kepada Bangkok Bank.

“Penjualan ini setelah persyaratan terpenuhi, termasuk persetujuan regulator Indonesia dan penyelesaian akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank,” jelas Sarah.

Lalu bagaimana jejak Astra Life yang ketika didirikan bernama Winterthur Life berkiprah dalam industri asuransi jiwa tanah air? Dikutip dari laporan tahunan Astra Life 2017, perusahaan ini telah berulang kali pindah kepemilikan. Berikut rangkumannya;

1990

Kongsi bisnis dimulai oleh keluarga Wanandi, Kaharuddin Ongko dan Baharudin Harahap. Keluarga Wanandi merupakan pengendali Santini Grup (dulu dikenal dengan Gemala), sementara Ongko merupakan pemilik Bank Umum Nasional (BUN) hingga keramik KIA. Kongsi ini dengan menggandeng Winterthur kemudian melahirkan PT Asuransi Winterthur Life Indonesia.

1994

PT Asuransi Winterthur Life Indonesia memperoleh ijin Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Winterthur Life Indonesia. Dengan izin baru ini perusahaan merambah bisnis pengelolaan dana pensiun di Indonesia.

2002

Perusahaan bersalin rupa menjadi PT Credit Suisse Life & Pensions Indonesia (CSLPI). Perubahan ini seiring langkah merger antara Credit Suisse Group dengan Winterthur Swiss Insurance Company pada 15 Desember 1997. Aksi korporasi dua perusahaan multinasional ini berdampak kepada seluruh bisnis termasuk di Indonesia.

2006

Pada 2006 perusahaan kembali bersalin rupa menjadi PT Asuransi Winterthur Life Indonesia

2010

 PT Asuransi Winterthur Life Indonesia kembali berganti nama menjadi PT Asuransi Aviva Indonesia. Pergantian ini seiring masuknya Aviva International Holdings Limited yang menggenggam 60 persen saham perusahaan. Masuknya Aviva juga mengubah nama Dana Pensiun Lembaga Keluarga (DLPK) Winterthur Indonesia menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DLPK) Aviva Indonesia.

2014

PT Astra Aviva Life (Astra Life) berdiri sejak tanggal 26 Mei 2014. Setelah beroperasi selama 4 tahun dengan grup Aviva, pendiri awal memilih hengkang dari bisnis asuransi jiwa. Sebagai pengganti, konglomerasi raksasa PT Astra Internasional Tbk, mengambil 50 persen saham perusahaan. Berbagi kepemilihan dengan Aviva secara sama besar.

2015

Pada tahun pertama operasi Astra Life ini, perusahaan bertumbuh sebesar 110 persen pada sisi premi bruto dan lebih dari 500 persen dalam hal APE. Pada tahun ini DPLK perusahaan berubah nama menjadi DPLK Astra Aviva per tanggal 1 Juni 2015.

2020

Aviva mengumumkan hengkang dari Indonesia dengan menjual saham yang digenggam kepada PT Astra Internasional Tbk. (AASI). Aksi ini diperkirakan akan akan rampung pada kuartal IV/2020. Juru bicara perusahaan menyebutkan aksi korporasi akan berjalan sepenuhnya setelah syarat penjualan terpenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini