Kredit Perikanan: Prospektif walau Sensitif

Bisnis.com,09 Mar 2020, 18:48 WIB
Penulis: Maria Elena & M. Richard
Ilustrasi perikanan/Antara-Fanny Octavianus

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perikanan masih memiliki prospek yang cukup bagus ke depan, walaupun sangat sensitif terhadap kebijakan pemerintah.

Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual. Dia mengatakan terdapat sektor perikanan yang bagus, tetapi ada juga yang sebaliknya.

"Namun, secara umum prospek ini sangat baik karena dari sisi ketersediaan. Hanya perlu modal untuk meningkatkan kapasitas nelayan kita," katanya, Senin (9/3/2020).

Menurud David, dengan kondisi global saat ini pengusaha sektor perikanan perlu mendiversifikasikan pasar, sehingga tidak hanya mengandalkan pasar ekspor.

Pelaku usaha juga harus mengambil celah pasar di dalam negeri karena potensi yang masih sangat bagus. Namun, hal ini juga diperlukan dukungan dari pemerintah karena sektor perikanan dalam negeri masih bersaingan dengan penjualan ikan impor.

Pertumbuhan kredit sektor perikanan diproyeksikan masih dua digit pada tahun ini karena dorongan pemerintah pusat daerah.

Meski demikian, perbaikan pola bisnis debitur semakin perlu diperbaiki untuk keberlangsungan fungsi intermediasi di sektor ini.

Asisten peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dendy Indramawan menyebutkan dorongan dari dorongan pemerintah daerah untuk memperdayakan sektor perikanan, khususnya untuk ekonomi kerakyatan masih akan tinggi pada tahun ini.

Hal ini akan membuat beberapa bank pelat merah dan bank daerah akan tetap fokus pada peningkatan fingsi intermediasinya pada sektor ini.

"Tahun ini masih ada KUR. Bank daerah juga terus di dorong oleh pemerintah daerahnya. Kami rasa masih akan tumbuh signifikan pada tahun ini," katanya, Senin (9/3/2020).

Akan tetapi dia menyebutkan literasi di sektor ini masih perlu ditingkatkan oleh pemerintah. Bagaimana pun, pelaku industri perbankan memiliki batasan dan aturan yang sangat ketat yang membuat peningkatan exposure justru berdampak buruk pada pendapatan.

"Jika kualitas kredit masih rendah, pendapatan akan menurun akibat cicilan yang tidak berjalan baik, serta pencadangan yang semakin tinggi," ucapnya.

Sementara itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. akan tetap memberikan dorongan kepada sektor perikan pada tahun ini. Hanya saja kualitas fasilitas akan menjadi prioritas utama.

Direktur Bank Danamon Dadi Budiana mengatakan sektor perikanan masuk dalam segmen usaha mikro kecil menengah, yang kualitas kredit tergolong rendah.

"Porsinya sangat kecil dan kami tidak terlalu update dengan sektor ini. Namun, kami tetap akan selalu berkontribusi ke sektor ini. Kami hanya menganalisa permintaan yang masuk, dan memilih berkas yang memiliki kualitas baik," katanya, Senin (9/3/2020).

Sebagai informasi, data terakahir sektor perikanan dari emiten berkode BDMN tercatat pada 2018. Outstanding kredit ini berada pada Rp123 miliar, dengan rasio kredit bermasalah 2,44 persen.

Secara industri, outstanding kredit sektor perikanan pada tahun lalu adalah senilai Rp14,11 triliun, naik 16,32 persen secara tahunan dari Rp12,13 triliun. Akan tetapi, rasio kredit bermasalah sektor ini tercatat 5,31 persen, naik dari 2018 yang berada pada 1,81 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini