Valuasi Saham Murah, United Tractors (UNTR) Makin Atraktif Dikoleksi

Bisnis.com,10 Mar 2020, 06:24 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Presiden Direktur PT United Tractors Tbk Gidion Hasan (tengah) memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), di Jakarta, Senin (16/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten pertambangan, PT United Tractors Tbk. (UNTR) dinilai semakin menarik untuk dikoleksi seiring dengan valuasi saham yang rendah dan prospek fundamental yang masih atraktif.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan valuasi saham United Tractors masih menunjukkan tren penurunan dalam periode tahun berjalan sehingga menarik untuk dikoleksi. Di sisi lain, laba setelah pajak yang dibukukan pada tahun lalu turun 3,2 persen secara tahunan.

Pada perdagangan Senin (9/3/2020) saham UNTR parkir di level Rp15.800 per saham, terkoreksi 8,67 persen atau 1.500 poin. Sepanjang tahun berjalan 2020, UNTR telah melemah 26,6 persen. Penurunan saham secara year to date ini dapat dijadikan momentum investor melakukan aksi beli ketika harga rendah.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga hingga Rp20.950 per saham atau  sekitar 26 persen potensi kenaikan saham dari level saat ini, dengan posisi 3,9/4,2 kali dari proyeksi EV/EBITDA pada 2020/2021 dan 7,6/8,2 kali dari proyeksi P/E rasio pada 2020/2021,” tulis Robertus dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Selasa (10/3/2020).

Dia menjelaskan target price tersebut sedikit lebih rendah dari target sebelumnya di Rp25.600 per saham seiring dengan revisi proyeksi laba bersih menjadi Rp10,24 triliun dan EBITDA sebesar Rp20,07 triliun.

Emiten bersandi saham UNTR itu juga diprediksi membagikan final dividen per saham di kisaran Rp758-910 sehingga menjadi sentimen lainnya saham ini untuk dikoleksi.

Di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan 2019, UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 84,4 triliun, lebih rendah 0,2 persen dibandingkan dengan capaian 2018 sebesar Rp84,6 triliun. Hal tersebut dipicu penurunan kinerja segmen mesin konstruksi sepanjang 2019.

Kendati demikian, kinerja segmen tambang emas mampu menyeimbangi penurunan kinerja konstruksi sehingga laba bersih yang dibukukan perseroan meningkat 2 persen menjadi Rp11,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini