Lewati Masa Puncak Corona, China Diminta Tak Lengah

Bisnis.com,10 Mar 2020, 02:47 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Seorang petugas polisi yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati toko Apple yang tutup di Shanghai, China, pada 5 Februari 2020./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - World Heath Organization (WHO) menyatakan China sudah melewati masa puncak wabah virus corona (Covid-19), meskipun demikian pemerintah setempat diminta tidak berpuas diri.

Pasalnya, WHO menilai China akan kembali diuji ketika masyarakat mulai kembali beraktivitas dan sejumlah orang yang terinfeksi dari negara-negara terdampak corona akan kembali.

“Kewaspadaan harus tetap dijaga. Di China, masa puncak telah terlewati, tetapi tidak ada jaminan ini [wabah] tidak akan terjadi dan tida ada ruang untuk berpuas diri,” kata perwakilan WHO China Gauden Galea, dilansir dari Bloomberg, Senin (9/3/2020).

China tengah berupaya untuk kembali memompa pertumbuhan ekonominya, setelah melalui fase puncak wabah virus corona yang menjangkiti lebih dari 80.000 orang dan 3.000 orang lainnya meninggal. Di luar China, Italia dan Korea Selatan merupakan negara-negara dengan tingkat infeksi paling banyak.

Wabah corona setidaknya telah menyebar hingga hampir separuh negara-negara di dunia dengan menjangkiti lebih dari 108.000 dan menyebabkan lebih dari 3.800 lainnya meninggal. Penyebaran virus ini juga mengganggu rantai pasokan manufaktur, industri pariwisata, dan berpeluang memangkas produk domestik bruto dunia lebih dari US$1 triliun.

Meskipun beberapa kota di China melaporkan penurunan jumlah kasus baru, pemerintah setempat masih membatasi kedatangan warga negara asing di kota-kota itu untuk mengantisipasi kenaikan jumlah kasus infeksi.

China telah melakukan sejumlah langkah agresif untuk mencegah penyebaran wabah ini lebih dalam, salah satunya dengan memberlakukan penutupan Provinsi Hubei sejak 23 Januari 2020.

“Pengalaman China menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menghindar dari virus ini,” ujar Galea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini