Indonesia Ingin Kerja Sama Infrastruktur dengan Belanda Terus Berlanjut

Bisnis.com,10 Mar 2020, 21:57 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Suasana di Bendungan Rajui, Aceh, Sabtu (22/2/2020). Bendungan ini berkapasitas 2,67 juta meter kubik untuk mengairi areal persawahan seluas 1.000 hektare yang berlokasi di Kabupaten Pidie yang telah diselesaikan pembangunannya pada 2016. Kementerian PUPR menargetkan delapan bendungan yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) dapat rampung pada 2020. Bisnis-Agne Yasa.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Belanda berencana melanjutkan kerja sama salah satunya di sektor sumber daya air (SDA) dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Kelanjutan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan letter of intent antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen-Wijbenga, di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Menteri Basuki mengatakan bahwa kunjungan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti di Istana Bogor yang disambut oleh Presiden Joko Widodo diharapkan akan berbuah pada kelanjutan kerja sama antara Belanda dan Indonesia, salah satunya di bidang SDA dan pengembangan SDM.

"Ini [kerja sama] akan kita teruskan. MoU selesai pada 8 maret [2020] makanya kami tandatangani letter of intent-nya. Dengan itu akan disusun MoU [memorandum of understanding/nota kesepahaman] yang meneruskan itu," katanya di Jakarta, Selasa (13/3/2020).

Dia pun menyampaikan bahwa penandatanganan nota kesepahaman atau MoU tersebut diperkirakan pada Oktober mendatang.

Lebih lanjut, proyek SDA yang terus dilanjutkan dalam kerja sama tersebut adalah National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), pengendalian banjir di utara Jawa yakni di Semarang, dan penyusunan studi kelayakan kualitas air di Solo untuk kerajinan batik.

Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen-Wijbenga menilai bahwa dari kerja sama dengan Indonesia, Belanda tidak hanya memberi bantuan tetapi juga mendapatkan banyak masukan dan pertukaran informasi di berbagai bidang dari Indonesia.

"Di dunia kita menghadapi masalah yang sama yakni adaptasi pada kondisi iklim kini [global warming]. Jadi ini bukan hanya kita memberikan sesuatu tapi juga belajar sesuatu dari Indonesia. Ini adalah sebuah pertukaran [informasi]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini