Antisipasi Dampak Corona, Pemerintah Diminta Cari Pasar Baru Perikanan

Bisnis.com,10 Mar 2020, 19:54 WIB
Penulis: Desyinta Nuraini
Pekerja memilah ikan untuk dipasarkan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa (30/1). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menargetkan produksi ikan pada tahun 2018 sebanyak 9,45 juta ton atau setara dengan Rp209,8 triliun dengan cara mendorong keterlibatan BUMN pada sektor perikanan dan memperbaiki sistem pencatatan di seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah perlu mengambil langkah tepat agar sektor perikanan tidak lesu di tengah kasus virus corona atau Covid-19.

Penasihat Pusat Transformasi Kebijakan Publik, Abdul Halim menilai pemerintah perlu membuat kebijakan strategis. "Sebab perkiraan dampaknya (virus corona) masih berlangsung sekitar 6 bulan ke depan," katanya kepada Bisnis.

Pemerintah perlu melakukan validasi data komoditas perikanan mana saja yang terkena dampak akibat penyebaran virus corona. Hal ini mengingat pasar utama produk perikanan dalam negeri adalah China. Adapun komoditas unggulan ekspor Indonesia masih didominasi tuna tongkol cakalang (TTC), udang, rajungan, baru diikuti komoditas lainnya.

"Perlu dipikirkan melakukan pengolahan di dalam negeri, bisa jadi secara terbatas. Perlu dimulai antisipasi panen yang membludak tapi pasar tidak tersedia," sebutnya.

Dia berpendapat, pemerintah perlu mengidentifikasi pasar baru untuk memasarkan produk hasil perikanan. "Lakukan ekstensifikasi perluasan pasar produk perikanan. Kalaupun berlangsung 6 bulan ke depan tetap bisa diakali dengan cari pasar baru," tegasnya.

Untuk di dalam negeri, Halim meminta agar KKP melakukan sosialisasi secara masif kepada pelaku usaha, baik skala kecil, nelayan maupun pembudidaya untuk penanganan produksi perikanan laut dan tambak. Tingkat kebersihan dan pengelolaannya perlu diperhatikan sehingga menimbulkan kepercayaan bagi negara-negara yang menjadi pasar baru tujuan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini