KRL Bogor-Depok-Jakarta Dinilai Rentan Virus Corona Terbesar. Benarkah?

Bisnis.com,11 Mar 2020, 17:39 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Penumpang kereta commuter line (KRL) menggunakan masker saat berada di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memetakan risiko potensi infeksi Virus Corona (Covid-19) via transportasi publik, utamanya Kereta Rel Listrik (KRL).

Salah satu presentasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada jajarannya dalam Rapat terbatas, Rabu (11/3/2020) menyebut risiko kontaminasi terbesar terjadi di KRL Bogor-Depok-Jakarta Kota.

Hal ini disebabkan rerata tempuh dari lokasi tinggal pengidap Covid-19 menggunakan transportasi publik memakan waktu sekitar 55 menit.

Namun demikian, dalam keterangannya kepada media, Rabu (11/3/2020) Anies memastikan bahwa dirinya telah mengumpulkan seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI, pihak kepolisian, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan seluruh stakeholder terkait transportasi publik untuk ikut melakukan langkah pembatasan.

"Di ruang transportasi itu disiapkan, [diimbau untuk] minimalkan interaksi langsung. Kemudian disinfektan, hand sanitizer itu semua disiapkan. Juga Thermal Gun [untuk mengecek suhu tubuh pelanggan]," ujar Anies, Rabu (11/3/2020).


Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan bahwa antisipasi terkait potensi risiko penularan Covid-19 di KRL terus berjalan seiring koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta.


"Peta pemetaan penyebaran Covid-19 tidak ada, mungkin yang dimaksud resiko potensi. Iya, itu [risiko kontaminasi terbesar terjadi di KRL Bogor-Depok-Jakarta Kota] memang betul," jelasnya, Rabu (11/3/2020).


"Sudah ada kordinasi dari PT KAI Daop 1 bersama manajemen KRL dan Pemprov. Karena area publik pasti ada potensi resiko. Itulah sebabnya kenapa kita selalu melakukan sosialisasi upaya pencegahan bagaimana agara penumpang juga turut melakukan partisipasi pada upaya pencegahannya, salah satunya dengan menggunakan fasilitas yang ada di stasiun seperti penggunaan toilet untuk mencuci tangan," tambah Eva.

Selain itu, Eva memastikan sosialisasi agar penumpang yang kurang sehat seperti batuk dan flu yang tetap menggunakan jasa kereta api, agar menggunakan masker. Serta upaya edukasi melalui pemasangan media informasi cetak dan digital serta penyediaan handsanitizer di sejumlah titik.


"Karena ini yang paling penting membangun budaya pada penumpang bagaimana etika pada saat dalam kondisi tidak sehat namun tetap menggunakan transportasi publik, memiliki kesadaran secara pribadi menggunakan masker saat menggunakan jasa kereta api." ungkapnya.


"Maka, dari sejumlah sosialisasi yang kami lakukan di sana kami mengajak pengguna jasa [KRL dan KAI] untuk dapat memanfatakan fasilitas stasiun yang ada spt toilet untuk menjaga kebersihan tangan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini