Pemerintah Cari Bawang Putih Hingga Tiga Negara

Bisnis.com,13 Mar 2020, 14:17 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya mengamankan pasokan bahan pangan yang didapatkan dari impor dari berbagai negara. Sasah satunya bawang putih.

Seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/3/2020) pemerintah mengklaim, hingga 10 Maret 2020, rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) bawang putih sebanyak 196.500 ton telah dikeluarkan, di mana sebanyak 34.800 ton sudah diterbitkan izin impornya oleh Kementerian Perdagangan.

Di sisi lain, untuk mengamankan pasokan dari negara produsen, pemerintah mengaku sedang mencari negara pemasok lain selain China. Dalam hal ini Mesir, Bangladesh dan India dituju sebagai negara asal impor bawang putih.

Di sisi lain, pemerintah juga menjamin ketersediaan pasokan pangan utama dan strategis bagi penduduk dengan harga terjangkau.

Bahan pangan utama dan strategis yang dimaksud adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi atau kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.

Pemerintah mengatakan, dalam rentang waktu 6 bulan ke depan  yakni Maret hingga Agustus 2020, termasuk menghadapi Ramadan dan Idulfitri, proyeksi ketersediaan 11 komoditas strategis dipastikan aman.

Sebagian besar pemenuhan pangan tersebut dipasok dari produksi dalam negeri, hanya komoditas bawang putih, daging sapi arau kerbau, dan gula pasir yang pemenuhannya sebagian masih melalui impor.

“Dampak terhadap sektor ekonomi tentu tidak dapat dielakkan lagi. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan terkontraksi semakin dalam. Untuk itu, pemerintah memerhatikan isu-isu yang memerlukan kebijakan khusus,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers tentang Stimulus Ekonomi Kedua Penanganan Dampak Covid-19 Jumat (13/2/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini