FKUI Siap Periksa 100 Sampel Virus Corona per Hari

Bisnis.com,13 Mar 2020, 19:10 WIB
Penulis: Newswire
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020)./ANTARA FOTO-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan sampel virus corona COVID-19 yang sudah mewabah di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Dekan FKUI Ari Fahrial Syam dalam konferensi pers bertajuk ‘#FKUIPeduliCOVID19; Bahan Alam Indonesia sebagai Kandidat Potensial untuk mencegfh COVID-19’.

Ari menyatakan bahwa FKUI siap melakukan pemeriksaan 100 sampel per hari. “Itu bila dilakukan dalam 24 jam per hari, jadi masing-masing satu kali jalan itu 50 sampel per 12 jam. Kami siap,” ujar dia di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).

Perkembangan penyebaran virus corona di Indonesia terkini, per Jumat, adalah 69 kasus infeksi dan empat orang meninggal. Lainnya masih berstatus dalam pengawasan di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan, di antaranya RSIP Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, dan RSPAD Gatot Subroto. 

“Kalau pemerintah ready, bawa sampel dikirimkan kepada kami, ya kami siap mengerjakannya,” kata Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam itu. “Itu tergantung pemerintah, apakah merekomendasikan itu atau tidak."

Pada prisipnya, Ari menjelaskan, FKUI memiliki laboratorium mikrobiologi klinik yang merupakan lab regional untuk influenza dan sudah ditunjuk WHO sebagai lab multidrugs resistant untuk HIV. Sehingga secara fasilitas, FKUI mempunyai fasilitas untuk pemeriksaan virus dan rutin dikerjakan.

Selain itu, lulusan Ilmu Biomedik FKUI itu juga meminta kepada perguruan tinggi lain yang mempunya kemampuan pemeriksaan agar segera melaporkan kapasitasnya. “Kalau UI ya 100 per hari siap,” kata dia kembali menegaskan.

Saat ini pemeriksaan sampel virus hanya dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. Desakan agar pemerintah pusat melibatkan laboratorium lain sebelumnya pernah pula disampaikan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Profesor Nidom Foundation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andya Dhyaksa
Terkini