Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau pada pelaku pasar saham untuk tidak panik seiring koreksi terjadi pada perdagangan hari ini, Jumat (13/3/2020).
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan tren bearish tidak hanya melanda pasar saham dalam negeri. Dia menyebut, sejumlah negara juga mengalami tren serupa, seperti Bursa Thailand yang mencetak penurunan 10 persen hingga otoritas bursa di sana menghentikan perdagangan sementara.
Dia menerangkan, pihaknya sudah menerapkan berbagai upaya untuk menahan penurunan lebih dalam. Misalnya, BEI sudah mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi minus 7 persen dari sebelumnya minus 10 persen.
“Ini semua agar supaya investor tidak ikut-ikutan menjual.Investor kami ajak rasional, jangan panik. Kalau dilihat secara mendalam, banyak perusahaan layak dikoleksi. sayang dijual saat ini,” jelasnya di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Dia mengungkapkan, pekan depan ada lembaga dana pensiun yang sudah berkomitmen untuk membeli saham. Namun, dia enggan membeberkan lebih detail terkait komitmen tersebut.
Untuk diketahui, BEI menyetop sementara perdagangan saham 15 menit setelah pembukaan karena IHSG turun 5,01 persen ke level 4.650,58. Perdagangan saham dibuka kembali pada pukul 09.45 WIB. Hingga pukul 10.24 WIB, IHSG terpantau di leve 4.651,77 atau turun 4,98 persen.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yatna menambahkan fundamental emiten terbilang baik. Berdasarkan data laporan keuangan per September 2019, sebanyak 79 persen emiten membukukan pertumbuhan pendapatan bersih. Sementara itu di bursa Asia Tenggara lain seperti Malaysia hanya 68 persen dan SIngapura 64 persen.
Sejauh ini, sudah ada 59 perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan per Desember 2019. “Kalau lihat pertumbuhan net income 2018-109 kita ada growth 4 persen. Kita masih menunggu perusahaan yang belum menyampaikan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel