Redam Kepanikan, Bursa Minta Emiten Gelar Paparan Publik

Bisnis.com,13 Mar 2020, 12:23 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong  emiten untuk menggelar paparan publik atau public expose untuk mengembalikan kepercayaan diri investor. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah aksi panic selling.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan fundamental perusahaan yang tercatat di BEI lebih baik dibandingkan dengan perusahaan tercatat di bursa Malaysia dan Singapura. Hal itu merujuk pada laporan keuangan per September 2019.

“sebanyak 79 persen berhasil membukukan net income, sedangkan Malaysia hanya sebesar 68 persen, dan Singapura hanya sebesar 64 persen perusahaan yang mencatatkan net income,” ujar Nyoman di Bursa Efek Indonesia, Jumat (13/3/2020).

Pencapaian tersebut pun menunjukkan bahwa perusahaan dalam negeri memiliki fundamental yang tumbuh baik meskipun berada dalam kondisi pasar yang volatil. Oleh karena itu, BEI mendorong emiten-emiten agar dapat melakukan public expose insidentil menunjukkan fundamental perusahaan masing-masing agar harga saham tidak terus tergerus.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi emiten untuk menunjukkan informasi lengkap perseroan kepada publik. 

Dia menilai penyampaian kinerja melalui keterbukaan informasi tidak cukup untuk  menjangkau seluruh lapisan investor. Maka, informasi perusahaan harus disampaikan bersamaan dengan paparan publik. 

Emiten yang belum merilis laporan keuangan juga diharapkan bisa segera menyampaikan ke publik. Sejauh ini, baru 59 emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan. Dari jumlah tersebut, rata-rata pertumbuhan pendapatan emiten mencapai 4 persen. 

“Investor bisa lihat dari pernyataan tersebut apakah sejalan atau tidak dengan penurunan harga saham mereka saat ini,” ujar Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini