Loyalitas Nasabah Tinggi, Bank Syariah Diyakini Tetap Tumbuh

Bisnis.com,15 Mar 2020, 16:54 WIB
Penulis: Maria Elena
ilustrasi - Kantor pusat Bank Nagari di Padang Sumatra Barat/banknagari.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya loyalitas nasabah dinilai menjadi penopang utama bank syariah tetap tumbuh progresif pada tahun ini.

Pertumbuhan ini diperkuat dengan konversi beberapa bank daerah menjadi bank syariah dan strategi pelaku industri.

Direktur Pendidikan dan Penelitian KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan loyalis nasabah muslim semakin kuat, sehingga memperkuat pertumbuhan pembiayaan serta dana pihak ketiga perbankan syariah.

"Berdasarkan laporan terbaru yang kami dapat, loyalis perbankan syariah ini meningkat sangat pesat. Di samping itu, pelaku industri perbankan juga berhasil menarik lebih banyak nasabah bertransaksi melalui perbankan syariah melalui kualitas servis yang semakin baik dan program-program inklusi keuangan syariah lainnya," katanya, Minggu (15/3/2020).

Emir pun menyebutkan bahwa rencana konversi dari PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat (Bank Nagari), dan PT Bank Pembangunan Daerah Kepulauan Riau Kepri kemungkinan akan segera terealisasi. Jika terwujud tahun ini, maka pendongkrak peningkatan aset bagi perbanknan syariah akan semakin besar.

Namun, jika dilihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja aset perbankan syariah pada 2019 memang mengalami perlambatan tumbuh,  tahun lalu perbankan syariah tumbuh 9,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat meningkat 12,53 persen yoy.

Sementara pada 4 tahun terakhir, aset bank syariah bahkan terlihat bergerak lebih ekspansif, di mana pada 2017 dan 2016, aset bank syariah masing-masingnya tercatat tumbuh 18,98 persen yoy dan 20,33 persen yoy.

Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB)  Irfan Syauqi Beik mengatakan kondisi perlambatan tersebut tidak terlepas dari kondisi ekonomi global. Mewabahnya virus corona pun menjadi tantangan bagi bank syariah.

"Apalagi tahun ini ditambah dengan virus corona, jika tidak ditangani dengan baik maka proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 akan tumbuh 4,8 persen atau bisa terkoreksi hingga 4,3 persen. Sementara aset perbankan syariah kemungkinan pertumbuhannya kan turun ke level 7 persen-8 persen," katanya kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).

Menurut Irfan, dalam situasi saat ini, perusahaan akan menahan ekspansi, begitu pula dengan rumah tangga yang akan mengerem konsumsi, misalnya pada sektor perumahan. Sementara perbankan syariah banyak mengandalkan pasar segmen tersebut.

Sehingga dia menilai harus ada upaya yang dilakukan dalam menghadapi virus corona karena dampak yang dihasilkan sangat serius, yaitu perlunya dibuat rencana kontijensi secara nasional, termasuk bagi pemerintah, apalagi virus tersebut telah terpapar pada anggota kabinet.

Meski demikian, Irfan menyampaikan, tetap ada peluang ekspansi bagi bank syariah, salah satunya keterlibatan bank syariah dalam pembiayaan berbasis APBN sebagai bank penyalur harus dilibatkan lebih besar lagi.

"Keberpihakan seharusnya lebih konkret lagi, apalagi sudah ada KNEKS, kemudian juga kita berharap program KNEKS untuk mendorong tumbuhnya wirausaha syariah  bisa lebih didorong dan dikembangkan," katanya.

Selain itu, integrasi juga merupakan kunci untuk memacu pertumbuhan. Misalnya di Baznas, transaksi penyaluran zakat saat ini diusahakan melalui bank syariah, termasuk vendor juga diwajibkan menggunakan rekening bank syariah.

"Kalau bisa dilakukan breakthrough dan mengantisipasi dengan baik maka saya yakin pertumbuhan aset bisa dijaga paling tidak bisa dijaga di level 9 persen," jelas Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini