Bisnis.com, JAKARTA - Reserve Bank of Australia (RBA) mengatakan siap untuk membeli obligasi pemerintah dan akan mengumumkan langkah kebijakan lebih lanjut pada Kamis pekan ini untuk mendukung perekonomian.
"Reserve Bank siap membeli obligasi pemerintah Australia di pasar sekunder untuk mendukung kelancaran pasar itu, yang merupakan tolok ukur penetapan harga utama untuk sistem keuangan Australia," kata Gubernur Philip Lowe dalam pernyataan resmi, dilansir Bloomberg, Senin (16/3/2020).
Sebelumnya, bank sentral mengatakan akan menawarkan lebih banyak operasi pembelian kembali untuk memastikan kelancaran pasar kredit, setelah menyuntikkan likuiditas 8,8 miliar dolar Australia (US$5,4 miliar) pada Jumat pekan lalu dalam operasi pasar terbuka reguler.
RBA dinilai telah kehabisan amunisi konvensional setelah pada awal bulan memangkas suku bunga hingga 0,5 persen. Pengumuman itu dibuat setelah Federal Reserve memangkas suku bunga AS menjadi pada kisaran 0-0,25 persen. Selain itu, Reserve Bank of New Zealand juga memangkas suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 0,25 persen pada hari ini dan berjanji untuk mempertahankan angka suku bunga itu selama setidaknya satu tahun.
"RBA dan unit pendanaan pemerintah Australia berada dalam hubungan yang erat dalam memantau kondisi pasar dan mendukung keberlangsungan fungsi pasar," lanjutnya.
Pada Senin pekan lalu, Bank sentral mengatakan akan melakukan operasi pembelian kembali satu bulan dan tiga bulan sampai pemberitahuan lebih lanjut. RBA juga akan melakukan operasi repo yang jatuh tempo enam bulan atau lebih lama setidaknya setiap minggu, selama kondisi pasar menjamin.
"Dewan akan bertemu dengan pemberi pinjaman utama akhir pekan ini untuk membahas bagaimana mereka dapat mendukung rumah tangga dan bisnis melalui periode yang penuh tantangan ini. Dewan akan menekankan pentingnya pasokan kredit yang berkelanjutan, khususnya untuk usaha kecil," jelasnya.
Pasar berada pada guncangan besar minggu lalu di tengah kekhawatiran investor akan meningkatnya korban ekonomi akibat wabah virus corona dan semakin ketatnya tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk membendung pandemi ini.
Victoria, negara bagian terpadat kedua di Australia, menyatakan keadaan darurat selama empat minggu dan memungkinkan diberlakukannya persyaratan isolasi 14 hari untuk semua pelancong yang memasuki Australia. Selain itu, pertemuan massal lebih dari 500 orang dibatalkan.
Pernyataan resmi itu mengatakan, anggota Dewan Gubernur Bank Sentral tetap berhubungan dekat satu sama lain, dengan Pemerintah Australia dan pejabat internasional.
"Dewan akan mengadakan pertemuan triwulanan rutin pada hari Jumat 20 Maret 2020 di mana dampak COVID-19 pada sistem keuangan akan dibahas lebih lanjut. Dewan dan Bendahara Australia juga mengadakan konferensi jarak jauh setidaknya setiap minggu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel