Waduh! Indeks Stoxx Anjlok ke Level Terendah Sejak November 2012

Bisnis.com,16 Mar 2020, 17:51 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa merosot ke level terendah dalam lebih dari tujuh tahun teakhir menysul kekhawatiran atas tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona (Covid-19), meskipun Federal Reserve AS menurunkan suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 6,91 persen atau 20,67 poin ke level 278,39 pada pukul 16.29 WIB, setelah sempat anjlok hingga 9,1 persen, level terendah sejak November 2012.

Pekan lalu, indeks Stoxx kehilangan 18 persen, sekaligus mencatat penurunan terburuk sejak krisis keuangan tahun 2008 silam.

Dilansir Bloomberg, meskipun Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin ke level target 0-0,25 persen bank-bank sentral lainnya memperkuat upaya untuk menstabilkan pasar modal, investor masih khawatir terhadap dampak tekanan ekonomi dari penyebaran Covid-19.

Kepala riset di Joh Berenberg Gossler & Co, Ulrich Urbahn, mengatakan pelaku pasar masih  khawatir bahwa The Fed mungkin tahu sesuatu yang tidak diketahui investor.

"Selain itu, mereka juga skeptis terhadap efektifitas kebijakan penurunan suku bunga terhadap perekonomian. Investor ingin melihat tindakan kebijakan fiskal," ungkap Urbahn, seperti dikutip Bloomberg.

Tekanan juga datang dari data ekonomi yang lesu. Data output industri China anjlok 13,5 persen pada bulan Januari dan Februari dari tahun sebelumnya, sedangkan penjualan ritel turun 20,5 persen karena banyak pabrik, toko, dan restoran terpaksa ditutup akibat wabah Covid-19.

Sementara itu, para pemimpin Kelompok G-7 akan mengadakan konferensi jarak jauh darurat, sedangkan para menteri keuangan zona euro akan bertemu di Brussels untuk memutuskan tanggapan mereka guna mencegah dampak jangka pendek menjadi jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini