Respons Isu Corona, Ini yang Bisa Dilakukan Asuransi Jiwa

Bisnis.com,17 Mar 2020, 01:39 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri asuransi jiwa dinilai akan terdampak oleh melambatnya aktivitas ekonomi akibat penyebaran virus Corona. Di sisi lain, kondisi saat ini juga merupakan momentum untuk meningkatkan penetrasi asuransi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan bahwa penyebaran Covid-19 akan mempengaruhi perekonomian, baik bagi pekerja maupun pengusaha.

Menurutnya, jika keadaan tak kunjung membaik, terdapat risiko pekerja untuk menerima Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), unpaid leave, dan berbagai hal lainnya. Adapun, kebijakan work from home dan pengurangan jam kerja akan membawa pengaruh bagi pengusaha.

Terganggunya pendapatan sektor bisnis akibat kondisi tersebut dinilai akan memengaruhi premi asuransi yang diperoleh industri asuransi jiwa.

Togar menilai bahwa hal tersebut memerlukan respons tertentu dari para pelaku industri asuransi jiwa.

"Para anggota AAJI tidak mau berdiam diri dan pasrah kepada keadaan. Banyak dari mereka akan segera menerbitkan produk-produk baru, melakukan perekrutan agen-agen baru, dan mengoptimalkan teknologi digital," ujar Togar kepada Bisnis, Senin (16/3/2020).

Togar pun menilai bahwa kondisi saat ini bukan hanya berisi ancaman, tetapi terdapat peluang yang perlu dioptimalkan para pelaku bisnis asuransi. Kondisi pandemi dinilai sebagai momentum yang tepat untuk menyosialisasikan pentingnya perlindungan jiwa.

"Kami berharap akan semakin banyak masyarakat sadar pentingnya proteksi, khususnya asuransi jiwa. Harapannya hal-hal ini bisa mendongkrak pemasukan premi baru," ujar Togar.

Dia menjelaskan bahwa berbagai usaha telah dijalankan oleh seluruh perusahaan asuransi untuk meningkatkan penetrasi. Meskipun, ujarnya, hal tersebut belum membuahkan pertumbuhan penetrasi yang signifikan.

AAJI menilai tidak mudah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya asuransi jiwa. Adanya persepsi negatif masyarakat terhadap asuransi jiwa ditengarai sebagai faktor utama penghambat tumbuhnya penetrasi asuransi.

"Dengan optimalisasi teknologi digital yang bisa mencapai area-area pelosok, mudah-mudahan bisa meningkatkan penetrasi asuransi," ujar Togar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini