Covid-19 Terus Beri Tekanan, Indeks Stoxx Europe Ditutup Anjlok

Bisnis.com,17 Mar 2020, 03:13 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi-Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah setelah merosot ke level terendah dalam lebih dari tujuh tahun teakhir. Itu terjadi menysul kekhawatiran atas tekanan ekonomi akibat penyebaran virus Corona baru (Covid-19), meskipun Federal Reserve AS menurunkan suku bunga acuan.

Indeks Stoxx Europe 600 sempat melemah hingga 10 persen pada perdagangan Senin (16/3/2020), sebelum kembali pulih setelah Presiden Komisi Eropa mengusulkan pembatasan perjalanan yang tidak penting ke Uni Eropa dalam upaya membatasi penyebaran virus Corona.

Indeks Stoxx yang telah anjlok 34 persen sejak Februari, ditutup melemah 4,86 persen atau 14,53 poin ke level 284,63.

Para pemimpin Eropa berlomba untuk mengurangi dampak dari pandemi Covid-19 yang telah menghapus sekitar US$20 triliun dari ekuitas global di tengah kekhawatiran tekanan terhadap pertumbuhan dan pendapatan.

Meskipun Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin ke level target 0-0,25 persen bank-bank sentral lainnya memperkuat upaya untuk menstabilkan pasar modal, investor masih khawatir terhadap dampak tekanan ekonomi dari penyebaran Covid-19.

Kepala riset di Joh Berenberg Gossler & Co, Ulrich Urbahn, mengatakan pelaku pasar masih  khawatir atas kemungkinan bahwa The Fed tahu sesuatu yang tidak diketahui investor.

"Selain itu, mereka juga skeptis terhadap efektivitas kebijakan penurunan suku bunga terhadap perekonomian. Investor ingin melihat tindakan kebijakan fiskal," ungkap Urbahn, seperti dikutip Bloomberg.

The Fed pada Minggu memangkas suku bunga acuannya menjadi persentase penuh mendekati nol dan bank-bank sentral lainnya memperkuat upaya untuk menstabilkan pasar modal, investor tetap khawatir atas dampak penurunan ekonomi dari dampak virus.

Di antara saham yang diperdagangkan, indeks Air France-KLM ditutup melemah 10 persen, sementara International Consolidated Airlines Group SA anjlok 27 persen dan EasyJet Plc tenggelam 19 persen.

Tekanan juga datang dari data ekonomi yang lesu. Data output industri China anjlok 13,5 persen pada bulan Januari dan Februari dari tahun sebelumnya, sedangkan penjualan ritel turun 20,5 persen karena banyak pabrik, toko, dan restoran terpaksa ditutup akibat wabah Covid-19.

Sementara itu, para pemimpin Kelompok G-7 akan mengadakan konferensi jarak jauh darurat, sedangkan para menteri keuangan zona euro akan bertemu di Brussels untuk memutuskan tanggapan mereka guna mencegah dampak jangka pendek menjadi jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini