Bank Mandiri Bakal Terbitkan Obligasi Senilai Rp3 Triliun

Bisnis.com,17 Mar 2020, 19:03 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Karyawan melintas di dekat logo milik Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana menerbitkan surat utang dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Tahap I senilai Rp3 triliun untuk penguatan struktur pendanaan perseroan.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan penerbitan PUB tersebut dilakukan sesuai dengan rencana perseroan. 

"Memang kami ada lanjutin PUB, ini memang sesuai rencana," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/3/2020).

Adapun pada 2017 lalu, Bank Mandiri juga menerbitkan PUB I tahap II senilai Rp6 triliun untuk membiayai ekspansi kredit perseroan. PUB I Tahap II Tahun 2017 ini telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juni 2016.

Obligasi berkelanjutan I tahap II ini diterbitkan dalam dua jenis instrumen yaitu coupon bond dan zero coupon bond. Untuk coupon bond, Bank Mandiri menerbitkan Seri A 5 tahun dengan kupon 8,00 persen, Seri B 7 Tahun dengan kupon 8,50 persen, dan Seri C 10 Tahun dengan kupon 8,65 persen.

Untuk zero coupon bond, Bank Mandiri menerbitkan Seri D 3 Tahun dengan yield 7,80 persen.

Pada tahun sebelumnya, perseroan telah menerbitkan obligasi senilai Rp5 triliun melalui Penawaran umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I. Secara keseluruhan, target penerbitan obligasi melalui PUB I adalah senilai Rp14 triliun yang dilakukan dalam kurun waktu 2016-2018.

Terpisah, Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan rencana Bank Mandiri untuk menerbitkan PUB masih mencari waktu yang tepat. Terlebih saat ini kondisi ekonomi global dan nasional terdampak penyebaran virus corona.
"Nanti dikabari ya," katanya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengamini tidak tepat untuk menerbitkan oblogasi di tengah perekonomian yang terimbas wabah virus corona. Penerbitan obligasi dinilai sebaiknya dilakukan saat wabah corona tersebut telah berhenti.

Terlebih, kondisi pasar saat ini juga dipengaruhi oleh virus corona. Kondisi ini telah membuat harga saham perbankan mengalami penurunan.
"Sentiment pasar kan sudah jelek sekali akibat virus corona. Sebaiknya menunggu wabah corona ini berlalu," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini