Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan belum merevisi target penyaluran kredit komersial pada tahun ini meskipun dampak virus corona (covid-19) telah meluas.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tetap menargetkan penyaluran kredit komersial pada tahun ini sebesar 6,5 persen. Proyeksi tersebut dibuat dnegan asumsi belum ada wabah virus corona.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perlambatan penyaluran kredit kemungkinan terjadi akibat perekonomian global yang mengalami perlambatan dan terserang virus corona. Hanya saja, Bank Mandiri belum merevisi target penyaluran kredit komersial.
Menurutnya, perseroan juga belum memiliki target khusus penyaluran kredit komersial di tengah wabah covid-19. Saat ini, Bank Mandiri masih melakukan kajian terkait sektor yang akan didorong untuk menyalurkan kredit komersial.
Berdasarkan Laporan Analyst Meeting Bank Mandiri kuartal IV/2019, sektor penyaluran kredit komersial perseroan adalah perkebunan, bisnis jasa, dan manufaktur kimia.
Adapun porsi penyaluran kredit komersial pada tahun ini adalah sebesar 18 persen dari target penyaluran pinjaman. Porsinya memang terus mengalami penurunan dari 28 persen pada 2016 menjadi 19 persen pada 2019.
Penurunan tersebut seiring dengan rencana Bank Mandiri yang ingin meningkatkan porsi kredit retail.
"Sedang dikaji, tunggu hasil kajiannya ya," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/3/2020).
Menurutnya, Bank Mandiri belum melihat adanya kredit yang masuk dalam katagori loan at risk ataupun non-performing loan (NPL). Hanya saja, antipasi perkembangan debitur terus dilakukan.
"Jika diperlukan early restrukturisasi akan kami lakukan untuk membantu kondisi usaha debitur," katanya.
Corporate Secretary (Corsec) BRI Amam Sukriyanto mengatakan sampai saat ini, perseroan memandang belum diperlukan adanya perubahan target pertumbuhan. BRI akan melihat perkembangan hingga semester I/2020 untuk melakukan penyesuaian.
Sampai dengan saat ini, BRI masih optimis untuk dapat melakukan ekspansi pertumbuhan kredit double digit, tepatnya pada angka sekitar 10 persen - 11 persen.
Adapun, target pertumbuhan penyaluran kredit tersebut lebih tinggi dari realisasi 2019 yang sebesar 8,4 persen. Hingga 2022 nanti, BRI menargetkan akan semakin fokus menyalurkan kredit ke UMKM dengan porsi mencapai 80 persen.
Pada tahun lalu BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp907,4 triliun dengan porsi UMKM senilai Rp700 triliun atau dengan porsi mencapai 78 persen. Artinya dengan target tersebut, penyaluran kredit ke UMKM terus mengalami peningkatan.
"Kondisi sekarang ini, kami terus memantau dampak ekonomi dari penyebaran virus corona. Tentunya kebijakan ini akan dinamis menyesuaikan kondisi yang berkembang," sebutnya.
Menurutnya, saat ini BRI terus berupaya mendorong pertumbuhan kredit dapat mencapai target. Salah satu upayanya yakni BRI telah melakukan digitalisasi proses dengan menghadirkan BRISPOT untuk para tenaga pemasar mikro sehingga proses kredit lebih cepat dan akurat.
"Pada 2020 ini, kami optimis untuk dapat meningkatkan kualitas kredit dengan menurunkan tingkat NPL di kisaran angka 2,5 persen," sebutnya.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan perseroan terus berupaya mendorong pertumbuhan kredit di setiap segmen termasuk segmen kredit komersial. Tercatat pada 2019, kredit komersial BCA mengalami kenaikan sebesar 12,2 persen mencapai Rp125,7 triliun.
Menurutnya, pertumbuhan di segmen ini terutama ditopang oleh kebutuhan atas kredit modal kerja.
"BCA tetap optimis untuk memenuhi kebutuhan bisnis nasabah baik individu maupun organisasi untuk perluasan usaha nasabah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel