IHSG Diramal Masih Loyo, Ini Saham yang Layak Dicermati

Bisnis.com,18 Mar 2020, 07:28 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo dan Pandu Gumilar
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektornik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (17/3/2020). Pada perdagangan Selasa (17/3), IHSG tertekan di zona merah dan sempat mengalami trading halt menjelang akhir perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Januari 2016. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan setelah pada penutupan perdagangan kemarin ditutup melemah 4,99 persen ke level 4.456.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad  Nafan Aji mengatakan HSG diperkirakan bergerak ke level 4.408 pada perdagangan hari ini, Rabu (18/3/2020). Dia menyebut, IHSG berpeluang menguji support level pertama dan kedua dengan rentang 4408.80 hingga 4330.76. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 4611.35 hingga 4640.87.

"Terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju area support," tulis Nafan dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Rabu (18/3/2020).

Nafan merekomendasikan beberapa saham dari berbagai sektor. Di sektor perbankan, merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dengan target harga Rp3.260 per saham.

"Indikator RSI [Relative Strength Index] telah menunjukkan jenuh jual BBRI sehingga peluang pembentukkan fase uptrend pada pergerakan harga saham akan terbuka lebar. Akumulasi beli pada area level Rp3.250 - Rp3.270," ujarnya.

Untuk sektor properti, Nafan merekomendasikan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dengan target harga Rp800 per saham. Menurutnya saham  BSDE telah mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham.

Sementara untuk sektor konsumer, Nafan merekomendasikan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF). MYOR, lanjutnya, berpotensi membentuk fase akumulasi mengingat indikator RSI sedang dalam fase konsolidasi. Akumulasi beli pada area level Rp1.630 sampai Rp1.650.

Adapun INDF berpotensi membentuk fase akumulasi mengingat indikator MACD dan RSI sedang dalam fase konsolidasi. Potensi beli pada level Rp6.000 sampai Rp6.200.

Sementara itu, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi merekomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar. Menurutnya dengan diskon yang terjadi, saham-saham itu sangat menggoda untuk dikoleksi.

Diantaranya adalah PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Waskita Karya Tbk. (WSKT), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT United Tractor Tbk. (UNTR) dan PT PP Tbk. (PTPP).

Di lain pihak, MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) di level Rp6.200—Rp6.300. Target harga emiten sektor konsumer itu berada di level Rp6.800 hingga Rp7.100.

Selanjutnya, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga mendapatkan rekomendasi serok bawah di kisaran Rp2.900–Rp2.940. Target harga berada di level Rp3.370–Rp3.480.

MNC Sekuritas merekomendasikan serok bawah saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di level Rp25.000 hingga Rp25.400. Target harga BBCA berada di level Rp28.000—Rp28.750.

Adapun, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mendapatkan rekomendasi sell on strength di level Rp1.030 hingga Rp1.200. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini