PUPR Tuntaskan Rehabilitasi 694 Fasilitas Umum di NTB

Bisnis.com,18 Mar 2020, 13:32 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Salah satu proyek pembangunan fasilitas umum yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk upaya pemulihan kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Nusa Tenggara Barat pascabencana gempa bumi yang terjadi pada 2018 lalu/Dokumen Kementerian PUPR.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyelesaikan pembangunan 694 fasilitas umum akibat gempa bumi yang terjadi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Agustus 2018. 

Pembangunan fasilitas umum dilakukan untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram dan wilayah terdampak di NTB. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan pihaknya telah menyelesaikan pembangunan 694 fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan pasar agar kegiatan sosial-ekonomi masyarakat cepat pulih.

“Pelaksanaannya telah dikerjakan oleh BUMN Karya. Tugas rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas ini telah selesai pada 19 April 2019,” ujar Basuki dalam keterangan yang dirilis pada laman resmi Kementerian PUPR, Rabu (18/3/2020).

Fasilitas umum yang telah selesai direhabilitasi oleh Kementerian PUPR terdiri dari 572 unit sekolah, 31 unit fasilitas kesehatan, 87 unit rumah ibadah, 1 unit pasar dan 3 unit bangunan lainnya. 

Fasilitas umum ini tersebar di berbagai daerah di NTB, yakni Kota Mataram 17 unit, Lombok Barat 79 unit, Lombok Tengah 41 unit, Lombok Utara 291 unit, Lombok Timur 61 unit, Sumbawa Barat 100 unit dan Sumbawa 105 unit. 

Fasilitas umum yang telah selesai dibangun dan dimanfaatkan kembali telah diberikan label sertifikat bahwa bangunan tersebut telah layak dan aman digunakan, misalnya RSUD Kota Mataram dan SMPN 6 Mataram. 

Di samping merehabilitasi fasilitas umum, Kementerian PUPR juga memberikan supervisi teknis pembangunan kembali rumah masyarakat tahan gempa. 

Adapun, pembangunannya dilakukan oleh tenaga fasilitator dan insinyur muda PUPR untuk mendampingi kegiatan kelompok masyarakat (Pokmas) yang dibentuk di tingkat kecamatan. 

Menteri Basuki menyatakan rumah tahan gempa yang dibangun diantaranya menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

"Masing-masing warga kebutuhannya berbeda, ada yang memilih RISHA, Rumah Instan Kayu (RIKA), atau Rumah Kayu dan Konvensional (RIKO). RISHA merupakan salah satu metode yang sudah teruji ketahanan atas gempanya," jelasnya. 

Sementara itu, Pokmas yang dibentuk sejumlah 11.502 yang terdiri dari 5.964 Pokmas Rusak Berat, 1.580 Pokmas Rusak Sedang dan 3.958 Pokmas Rusak Ringan. 

Pembentukan Pokmas dimaksudkan untuk menjamin akuntabilitas penyaluran bantuan agar tepat sasaran bagi korban bencana yang rumahnya rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini