Cegah Panic Buying, Pemprov Jateng Didesak Jaga Ketersediaan Barang

Bisnis.com,18 Mar 2020, 11:43 WIB
Penulis: Edi Suwiknyo
Beras Bulog./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah harus bisa menjaga psikologis masyarakat dibarengi dengan perencanaan untuk social safety net yang tepat seiring penyebaran Virus Corona atau Covid-19 di Jawa Tengah.

Ekonom Universitas Diponegoro (Undip) Wahyu Widodo mengatakan kesiapan pemerintah dalam menghadapi dampak Covid-19 sangat menentukan stabilitas sosial maupun ekonomi Jawa Tengah.

"Kuncinya, jangan sampai Corona menyebabkan panic buying karena tidak adanya stok barang yang dibutuhkan masyarakat," katanya Rabu (18/3/2020).

Wahyu menjelaskan Covid-19 akan berpengaruh pada perekonomian Jawa Tengah terutama melalui jalur perdagangan. Pengaruh langsung dari Cina adalah hampir 30% impor Jawa Tengah berasal dari Cina yang sebagian besar adalah bahan baku industri.

"Jadi industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri kulit dan kimia akan terdampak langsung," jelasnya.

Sementara untuk ekspor Jawa Tengah, Cina menempati peringkat ketiga setelah AS dan Jepang. Selain dampak langsung dari ketergantungan terhadap Cina, dampak tidak langsugnya adalah negara-negara lain yang ikut melambat dan menjadi partner perdagangan Jawa Tengah.

"Untuk tekanan domestik, tergantung dari bagaimana respon cepat pemerintah. Jika terjadi panic buying dan tereskalasi secara besar, maka dapat dipastikan perekonomian akan tidak terkendali," jelasnya.

Saat ini, menurut Wahyu, masyarakat sedang panik dengan langkanya barang-barang kesehatan yang dibutuhkan, seperti hand sanitizer, dan masker misalnya. Tidak menutup kemungkinan kepanikan ini akan merambat pada kebutuhan pokok.

"Jika ini terjadi, maka dampaknya sangat serius," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini